Garap Bursa CPO, Bappebti Ingin Gandeng MDEX Malaysia: Kita Pasti Kalah Kalau Bersaing
Diketahui, selama ini Indonesia merujuk ke dua bursa utama, yaitu MDEX Malaysia dan Rotterdam di Belanda untuk menentukan acuan harga minyak sawit.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Didid Noordiatmoko mengatakan ingin berkolaborasi bersama MDEX Malaysia dalam membuat bursa minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO).
Diketahui, selama ini Indonesia merujuk ke dua bursa utama, yaitu MDEX Malaysia dan Rotterdam di Belanda untuk menentukan acuan harga minyak sawit.
Menurut Didid, MDEX Malaysia merupakan benchmark bursa CPO untuk Indonesia. Ia mengatakan, kolaborasi dibutuhkan karena MDEX sudah berdiri selama 20 tahun.
Baca juga: Kata Kejagung soal Kemungkinan Tersangka Lain usai Periksa Airlangga di Kasus Ekspor CPO
"Kami harus kolaborasi dengan MDEX. Kami enggak mungkin saingan dengan MDEX. Mati kita kalau saingan dengan MDEX. Pasti kita kalah lah. Mereka sudah jalan 20 tahun lebih," kata Didid kepada wartawan di Jakarta, dikutip Senin (31/7/2023).
"Jadi, kami akan kolaborasi. Ini akan menjadi PR kami kolaborasinya seperti apa," lanjutnya.
Saat ini, Didid mengatakan pihaknya sedang berproses dalam membuat peraturan menteri untuk pendirian bursa CPO. Ia bilang, kini prosesnya tengah menunggu untuk diharmonisasi di Kementerian Hukum dan HAM.
Baca juga: Contoh Proposal Kegiatan 17 Agustus untuk Karang Taruna, Desa hingga Sekolah
Setelah Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) itu jadi, Bappebti akan membuat Peraturan Badan (Perba) untuk Bursa CPO.
Adapun dalam hal menggandeng MDEX Malaysia, Didid mencontohkan gambaran kolaborasi yang akan dibangun.
"MDEX itu lebih kapada pasar lokal. Nah, kami nanti akan ke pasar ekspor. Kira-kira seperti itu. Bisa kolaborasi, tapi pasar ekspor itu kan enggak banyak kalau CPO. Jadi kami harus dengan pasar lokalnya. Kira-kira seperti itu," ujar Didid.
"Itu lah yang nanti akan diatur di Perba. Jadi ini masih terus sambil kami menunggu Permendagnya, kami kaji terus (bentuk kolaborasinya, red) dan selesaikan di Perbanya," sambungnya.
Penjajakan kolaborasi bersama MDEX Malaysia, kata Didid, berjalan positif. Ia mengatakan telah berkunjung ke Negeri Jiran pada Mei 2023 lalu dan disambut baik oleh pihak sana.
Ia kembali menegaskan bahwa harus melihat kenyataan kalau Indonesia tidak dalam posisi bersaing dengan MDEX, walaupun RI adalah produsen CPO terbesar dibandingkan Malaysia.
"MDEX itu sudah puluhan tahun dan pengalaman mereka sudah banyak sekali. Jadi daripada saya bersaing dan malah kalah lalu hancur, lebih baik kita cari kolaborasi. Itu akan segera kami cari," kata Didid.