Hingga Juni 2023, Bank Mandiri Salurkan Kredit Usaha Rakyat Rp 59,8 Triliun
Bank Mandiri konsisten mendukung transisi menuju Indonesia Net Zero Emission (NZE) 2060 yang menjadi komitmen masyarakat global
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) terus berkomitmen untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional. Hal itu tercermin dari penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) mencapai Rp 59,8 triliun hingga Juni 2023.
Tidak hanya itu, Bank Mandiri juga telah membantu membukakan akses masyarakat yang sebelumnya unbanked kepada layanan perbankan melalui dukungan 140 ribu Mandiri agen yang menjangkau 2,55 juta nasabah.
Baca juga: Naik 43,4 Persen, Transaksi Digital di Livin Bank Mandiri Tembus Rp 1.500 Triliun
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, perseroan juga telah menerapkan tiga pilar implementasi nilai lingkungan (environmental), sosial (social), dan tata kelola (governance) atau ESG.
"Ketiga pilar ini menjadi target perseroan dalam mendukung ekosistem berkelanjutan," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (31/7/2023).
Darmawan mengungkapkan, hasilnya hingga Juni 2023, Bank Mandiri telah menyalurkan portofolio berkelanjutan sebesar Rp 242 triliun.
Dari portofolio itu, porsi yang khusus untuk portofolio hijau sebesar Rp 115 triliun atau 11,7 persen dari total portofolio kredit Bank Mandiri.
“Pembiayaan hijau atau green financing ini telah diarahkan untuk fokus ke sektor berkelanjutan, seperti sektor perkebunan yang telah tersertifikasi ISPO atau RSPO, energi baru dan terbarukan seperti pembangkit listrik bertenaga hydro, geothermal, transportasi, hingga ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir,” katanya.
Baca juga: Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 25,2 Triliun hingga Kuartal II 2023
Sejalan dengan itu, Bank Mandiri konsisten mendukung transisi menuju Indonesia Net Zero Emission (NZE) 2060 yang menjadi komitmen masyarakat global termasuk Indonesia.
"Untuk, itu, Bank Mandiri baru saja merilis Digital Carbon Tracking yang memungkinkan seluruh stakeholder melihat secara real-time jumlah karbon yang dihasilkan dan emisi yang berhasil dikurangi perseroan secara operasional," pungkasnya.