Indonesia-Jepang Perkuat Kemitraan Usaha Rantai Pasok di Sektor UMKM
KemenKopUKM bersama Pemerintah Jepang memperkuat kemitraan usaha rantai pasok di sektor UMKM.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bersama Pemerintah Jepang memperkuat kemitraan usaha rantai pasok di sektor UMKM.
Kesepakatan kemitraan itu ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara KemenKopUKM dengan Organization for Small and Medium Enterprise and Regional Innovation (SMRJ) Jepang.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, kerja sama Indonesia-Jepang dalam hal pengembangan UMKM telah berlangsung lama.
Baca juga: Usai Didesak Teten, Revisi Permendag 50/2020 Segera Rampung: Platform Digital Dilarang Jadi Produsen
Menurut Teten, kedua negara sepakat melanjutkan kemitraan melingkupi pengembangan start-up, perluasan kemitraan rantai pasok, dan promosi produk UMKM ke pasar global.
“Saya berharap melalui MoU dan pertemuan ini, akan lebih banyak lagi kemitraan usaha dapat dilakukan antara UMKM Indonesia dengan pelaku usaha di Jepang,” katanya dalam kunjungan kerja ke Jepang, Senin (31/7/2023).
“Khususnya dalam promosi produk UMKM di pasar global, kemitraan rantai pasok, dan pengembangan start-up,” lanjut dia di kesempatan CEO Business Meeting.
Menteri Teten mengatakan, ekonomi dunia pascapandemi COVID-19 belum sepenuhnya pulih.
Kondisi ini menuntut adanya penguatan kemitraan antarpelaku usaha, inovasi teknologi, dan pengembangan model bisnis baru.
“Hari ini, kami datang bersama 30 pelaku UMKM Indonesia yang telah terkurasi, terseleksi dan telah menjalankan bisnisnya di berbagai sektor, seperti otomotif, kesehatan, pangan, perikanan dan sebagainya. Mereka hadir secara online dan offline,” tuturnya.
Tak hanya itu, masih dalam kunjungannya ke Jepang, MenKopUKM Teten Masduki juga menggelar pertemuan dengan Japan Finance Corporation (JFC) Ōtemachi, Kota Chiyoda, Tokyo, Senin (31/7).
MenKopUKM berterima kasih atas pertemuan tersebut dan ia yakin, baik di Indonesia maupun Jepang, UMKM menjadi tulang punggung ekonomi nasional bagi kedua negara.
Baca juga: TKDN Motor Listrik Terus Meningkat, Teten Ingin UMKM Berkembang Bareng Industri Besar
Termasuk dalam menyediakan lapangan kerja, mendorong inovasi, teknologi, dan pertumbuhan yang inklusif.
“Pascapandemi Covid-19, kita terus mendorong UMKM untuk bertransformasi, agar ke depan UMKM lebih punya daya tahan, lebih adaptif, lebih produktif, dan lebih berkelanjutan,” ucapnya.
Tercatat pada Desember 2022, kredit UMKM di Indonesia tumbuh 9,95 persen year on year (yoy). Rasio kredit perbankan untuk UMKM juga naik, dari sebelumnya hanya 20 persen menjadi 21,41 persen.
Bahkan, Presiden Jokowi menargetkan naik menjadi lebih dari 30 persen pada 2024.
Namun, terlepas dari perkembangan tersebut, survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan, sebanyak 69,5 persen UMKM saat ini belum memiliki akses terhadap fasilitas kredit.
“Kita berkepentingan mendorong skema pembiayaan yang lebih inklusif agar kredit perbankan untuk UMKM semakin besar, sejalan dengan semakin mudah dan murahnya pembiayaan tersebut bagi UMKM,” kata Menkop.