Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Tahun Politik Bikin Traffic Data Telekomunikasi Melonjak, Tapi Tak Sebesar Masa-masa Ini

Indonesia telah memasuki musim politik, bagi para pebisnis telekomunikasi tahun menjelang pemilihan umum ini bakalan memberikan perubahan traffic data

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Tahun Politik Bikin Traffic Data Telekomunikasi Melonjak, Tapi Tak Sebesar Masa-masa Ini
Freepik
Ilustrasi anak perempuan tersenyum melihat handphone. Indonesia telah memasuki musim politik, bagi para pebisnis telekomunikasi tahun menjelang pemilihan umum ini bakalan memberikan perubahan traffic data. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Indonesia telah memasuki musim politik, bagi para pebisnis telekomunikasi tahun menjelang pemilihan umum ini bakalan memberikan perubahan traffic data.

Meski demikian, operator telko, PT XL Axiata Tbk menyebut bahwa perubahan tersebut tidak terlalu signifikan.

“Jadi memang biasanya terjadi peningkatan traffic, tapi peningkatan traffic masa kampanye masih jauh dari masa Lebaran,” kata Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini di Jakarta, Senin (31/7/2023).

Ia menyebutkan, tahun politik akan memberikan perubahan pada sektor telekomuniasi dan makro ekonomi.

Sebab traffic penggunaan data pada sektor telekomunikasi akan lebih intens karena masifnya kampanye yang dilakukan.

Baca juga: Respon Perkembangan Telko, RRI Tambah Fitur di Aplikasi Play Go

“Tahun politik biasanya memberikan perubahan, enggak cuma industri telco tapi makro ekonomi juga. Untuk XL atau dunia telco perubahannya adalah karena telekomunikasi akan jauh lebih intens karena para calon banyak melakukan kampanye,” jelas Dian.

Ia menjelaskan, EXCL akan mempertahankan pertumbuhan pendapatan pada high single digit hingga akhir 2023.

Berita Rekomendasi

Meski pendapatan mengalami pertumbuhan hingga 12 persen atau double digit pada kuartal I-2023, pihaknya akan mempertahankan target pertumbuhan high single digit sampai dengan akhir tahun ini.

“Kenapa high single digit? Kita harus berhati-hati dengan kondisi makro ekonomi, karena sekarang lebih soft. Harus mencermati ekonomi global dan harga komoditi, kita harus hati-hati dari sisi spending power customer,” kata Dian.

Chief Technology Officer XL Axiata I Gede Darmayusa mengatakan, traffic tahun politik tidak berkontribusi signifikan jika dibangingkan dengan Lebaran, Natal, dan Tahun Baru.

“Traffic tahun politik tidak pernah kita hitung khusus, biasanya cuma Lebaran, Natal, dan Tahun Baru.

Tahun politik akan berpengaruh kalau ada kampanye di spot khusus seperti GBK. itu saja yang berbeda dari tahun biasa,” ungkap Gede dikutip dari Kompas.com.


Laba Rp 658 Miliar

Sementara berdasar keterangan persnyya, XL Axiata berhasil meraih total pendapatan sebesar Rp 15,78 triliun, tumbuh sebesar 12 persen lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu (YoY). Pendapatan data dan layanan digital mencapai Rp 14,41 trilun, atau sekitar 91 persen dari total pendapatan.

Pertumbuhan yang kuat ditambah dengan keunggulan pengelolaan biaya tersebut membawa dampak positif terhadap EBITDA yang tumbuh 14 persen YoY dengan margin yang meningkat ke 49%, menjadi Rp 7,65 triliun. Selain itu, XL Axiata juga membukukan pertumbuhan laba bersih setelah dinormalisasi (NPAT), yaitu sebesar Rp 658 miliar.

Baca juga: Trafik Data Operator Telko Melonjak Selama Libur Akhir Tahun

Dian Siswarini mengatakan, mencatat kinerja yang solid, tumbuh double digit untuk Semester 1 2023. Hal ini merupakan hasil dari upaya maksimal kami di semua aspek bisnis untuk merebut pasar. Pertumbuhan double digit kami raih pada Pendapatan, EBITDA, dan NPAT.

Pada pengembangan layanan FMC, Dian menambahkan, XL Axiata terus memperkuat fondasi sebagai perusahaan menyedia layanan konvergensi terdepan di Indonesia. Bukan hanya pada produk yang sudah convergence, namun juga pada sisi organisasi, jaringan, IT, hingga distribusi. Jadi hingga saat ini, XL Axiata masih yang terdepan untuk layanan FMC.

XL Axiata menutup semester pertama 2023 dengan total pelanggan sebanyak 58 juta, dengan pencapaian blended ARPU (average revenue per user) yang juga meningkat dari Rp 38 ribu di periode yang sama tahun sebelumnya menjadi sebesar Rp 41 ribu. Meningkatnya blended ARPU ini tentunya searah dengan fokus perusahaan untuk meraih dan mempertahankan pelanggan yang produktif.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas