KSSK Sebut Inflasi Berada Dalam Sasaran, Sri Mulyani: Lebih Cepat Dari Perkiraan
Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) turun dari 4,97 persen yoy pada triwulan I 2023 menjadi 3,52 persen yoy pada triwulan II 2023.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyatakan, inflasi kembali berada dalam sasaran 3,0±1 persen, dan inflasi inti terus melambat menjadi 2,58 persen (yoy).
Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) sekaligus Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, hal itu bahkan lebih cepat dari perkiraan.
"Sisi inflasi, inflasi kembali masuk dalam sasaran target yang selama ini di bahas. dan adjustment menuju level sasaran lebih cepat dari perkiraan," kata Konferensi Pers di Kantor OJK, Selasa (1/8/2023).
Baca juga: Biaya Pendidikan Jadi Penyumbang Inflasi di Juli 2023, Disebabkan Sekolah Swasta atau Negeri?
Sri Mulyani mengatakan, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) turun dari 4,97 persen yoy pada triwulan I 2023 menjadi 3,52 persen yoy pada triwulan II 2023.
"Ini masuk dalam sasaran yang selama ini dibahas, yang 3+-1. Inflasi inti melambat di 2,58 persen. Terutama dipengaruhi oleh nilai tukar yang stabil, harga komoditas yang ter normalisasi, dan dampak lanjutan dari inflasi volatile food yang makin terkendali, serta terkendalinya ekspektasi inflasi," ungkap dia.
Selain itu, bendahara negara menambahkan, inflasi kelompok administered prices juga menurun menjadi 9,21 persen (yoy) seiring dengan pengelolaan harga energi domestik yang baik.
Berbagai kebijakan, di antaranya intervensi harga dan stabilitasi pasokan, dukungan pemerintah dalam bentuk bantuan pangan, upaya fasilitasi dan pengawasan distribusi, serta penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah mampu mendorong tingkat inflasi volatile food turun menjadi 1,20 persen yoy.
Kembalinya pergerakan inflasi ke dalam sasaran kata Sri Mulyani, sebagai hasil positif dari konsistensi bauran kebijakan fiskal sebagai shock absorber dan kebijakan moneter.
"Serta eratnya sinergi pengendalian inflasi pangan antara BI dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID)," jelasnya.
"Dengan perkembangan tersebut, inflasi diprakirakan dapat tetap terkendali dalam kisaran 3,0±1 persen pada sisa tahun 2023 dan 2,5±1 persen pada 2024," imbuhnya.