Petani Tembakau Mengeluh Terjerat Rentenir, Zulhas: Daripada Minjam ke Tengkulak, Mending ke KUR
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menerima keluhan petani tembakau dalam rangkaian kegiatan audiensi di Kudus
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menerima keluhan petani tembakau dalam rangkaian kegiatan audiensi di Kudus, Jawa Tengah dan Kediri, Jawa Timur, Rabu (2/8/2023).
Dalam kegiatan tersebut, pria yang akrab disapa Zulhas itu menerima keluhan dari petani tembakau mengenai permodalan.
Petani mengeluh ketiadaan permodalan yang memadai memaksa para petani tembakau untuk menggantungkan diri dari pinjaman rentenir.
Baca juga: Penyaluran Kredit Bank Jatim Tembus Rp49,21 Triliun di Semester I 2023
Zulhas menjawab, daripada memakai uang rentenir yang bunganya 10 persen per bulan, lebih baik memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari bank.
"Daripada (meminjam ke) tengkulak, lebih baik ke bank. Bank BRI ada pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR), bunganya hanya setengah persen sebulan atau enam persen setahun,” kata Zulhas dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (3/8/2023).
Keluhan berikutnya adalah mengenai industri tembakau nasional yang memiliki permasalahan mata rantai yang cukup panjang.
Untuk menyesuaikan permintaan produsen, penilaian tembakau petani biasanya dilakukan oleh para intermediate trader seperti pengepul, kordinator petani, grader, maupun vendor.
Menanggapi hal tersebut, Zulhas berharap agar industri hasil tembakau dapat mengutamakan pasokan tembakau dari dalam negeri.
Menurut dia, hal ini penting untuk mempertahankan ekosistem industri tembakau yang sifatnya padat karya.
Selain itu agar industri hasil tembakau dapat terus menyerap tenaga kerja di dalam negeri.
Ketua Umum Partai PAN itu menekankan bahwa kuncinya adalah kerja sama. Harus ada kerja sama yang baik antara petani dan industri. Jika ada masalah, cari jalan keluarnya bersama-sama.
Baca juga: BTN Salurkan Kredit dan Pembiayaan Hingga Rp 308 T, Laba Unit Syariah Meningkat Hampir 50 Persen
"Itulah gunanya pemerintah, mempertemukan berbagai pihak untuk berembuk. Sehingga jika produksi bagus, harga juga akan bagus,” tutur Zulhas.
Dalam kesempatan sama, ia juga berkomitmen merespons setiap keluhan perusahaan dan petani untuk memastikan perdagangan berjalan dengan baik.
“Kalau ada petani atau perusahaan datang mengeluh, saya biasanya merespons dengan cepat. Kalau perusahaan dan petani maju, negara pasti maju. Kalau perusahaannya maju, nanti dapat untung. Jika untungnya banyak, nantinya akan membuat pabrik lagi. Jika membuat pabrik, akan menambah pegawai yang bekerja. Selain itu, perusahaan yang untung juga akan membayar pajak,” kata Zulhas.