Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Proyek LRT Jabodebek Sempat Dapat Rekor MURI, Eh Pengerjaannya Ternyata Amburadul

Kementerian BUMN sempat menunda uji coba LRT Jabodebek untuk umum pasalnya masih ada kesalahan teknis.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Proyek LRT Jabodebek Sempat Dapat Rekor MURI, Eh Pengerjaannya Ternyata Amburadul
dok.
Uji coba Lintas Rel Terpadu (LRT) Jabodebek akan dilaksanakan mulai Rabu (12/7/2023) besok. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kementerian BUMN sempat menunda uji coba LRT Jabodebek untuk umum pasalnya masih ada kesalahan teknis.

Kesalahan tersebut ternyata adalah masalah mendasar.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo buka-bukaan soal hal tersebut.

Baca juga: Kemenhub Lakukan Uji Coba Sistem Integrasi LRT Jabodebek Sebelum Beroperasi Untuk Umum




Ia menyebut proyek LRT Jabodebek terdapat beberapa kesalahan teknis sejak awal.

Salah satu yang paling ia soroti adalah perbedaan spesifikasi pada setiap rangkaian kereta ringan yang berjumlah 31 unit trainset.

Karena pra-sarananya waktu dibangun tidak ngobrol dengan spek sarananya. Di Indonesia banyak terjadi begini. Tapi ya itulah, bagian dari belajar, ini harus kita beresin satu-satu," kata Tiko dikutip dari Kompas.com pada Rabu (2/8/2023).

Ia bilang, akibat perbedaan spesifikasi pada trainset ini membuat membuat sistem perangkat lunak (software) harus diperbaiki. Imbasnya, biaya yang dikeluarkan menjadi lebih tinggi.

BERITA TERKAIT

Tiko, sapaan akrabnya, menyebut kesalahan kordinasi antara pihak yang menggarap proyek sering kali terjadi di Indonesia.

Oleh sebab itu, ini menjadi tantangan yang harus diperbaiki ke depannya.

Sebagai informasi saja, pengerjaan fisik dan prasarana LRT Jabodebek melibatkan empat kontraktor utama yang terdiri dari 3 BUMN dan 1 perusahaan asing.

Keempat perusahaan tersebut antara lain PT Adhi Karya (Persero) Tbk sebagai kontraktor pembangunan lintasan rel, stasiun, serta sarana pendukungnya, lalu PT Inka (Persero) sebagai produsen trainset kereta ringan.

Baca juga: Uji Coba Terbatas LRT Jabodebek Bagi Masyarakat Ditunda, Ini Sebabnya

Sementara untuk perancang software development digarap oleh perusahaan asal Jerman Siemens. Terakhir untuk infrastruktur persinyalan dikerjakan oleh PT Len Industri (Persero).

Namun dari banyaknya komponen yang terlibat dalam proyek, sambung Tiko, tidak ada integrator atau penghubung antar-keempat pihak tersebut. Alhasil, setiap komponen bekerja masing-masing tanpa sistem integrator.

"Di semua proyek besar itu ada sistem integrator, tapi ini enggak ada. Jadi semua komponen proyek itu berjalan liar tanpa ada integrator di tengah," ucap dia.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas