Genjot Ekspor, Holding BUMN Pangan Garap Potensi Kerja Sama dengan Asosiasi Pertanian AS
Pada tahun 2023, komoditas perikanan ID FOOD seperti tuna telah mencatatkan volume ekspor sebanyak 406 metrix ton (MT)
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Holding BUMN Pangan ID FOOD terus buka peluang ekspor komoditas pangan ke berbagai negara, sebagai upaya mendorong daya saing dan skala bisnis perusahaan hingga ke level global.
Hal tersebut disampaikan Direktur Utama ID FOOD Frans Marganda Tambunan saat menerima kunjungan delegasi National Association of State Departments of Agriculture (NASDA), di Waskita Rajawali Tower, Jakarta, kemarin. atau Asosiasi Pertanian Amerika Serikat (AS).
Menurutnya, upaya untuk meningkatkan peluang ekspor komoditas dan produk pangan, salah satunya dilakukan melalui strategic patnership dengan asosiasi pertanian negara tujuan ekspor.
Baca juga: Mendag Zulhas: Harga Komoditas Sudah Stabil, Telur Ayam Yang Masih Bandel
“Dalam kunjungan pimpinan dan delegasi NASDA ke kantor ID FOOD, diharapkan semakin memperkuat dan membuka peluang baru kerja sama di sektor pangan antara Indonesia dengan Amerika Serikat,” ujar Frans ditulis Rabu (9/8/2023).
Frans mengatakan, kedua belah pihak membahas sejumlah peluang perdagangan berbagai komoditas, mulai dari daging sapi, grand parent stock chicken, produk susu, hingga perikanan.
“Sejak dibentuk menjadi Holding BUMN Pangan, ID FOOD memiliki portofolio bisnis yang semakin beragam. Banyak di antaranya merupakan komoditas yang berpeluang untuk diekspor seperti komoditas perikanan seperti tuna, gurita yang dikelola oleh PT Perikanan Indonesia," paparnya.
"Selain itu, komoditas kopi dan rumput laut yang dikelola oleh PT Perusahan Perdagangan Indonesia (PPI) juga terus melakukan pengembangan pasar ekspor,” sambung Frans.
Pada tahun 2023, komoditas perikanan ID FOOD seperti tuna telah mencatatkan volume ekspor sebanyak 406 metrix ton (MT), sedangkan untuk gurita sebanyak 294 MT. Ekspor komoditas perikanan menyasar sejumlah negara konsumen besar, seperti Jepang dan Amerika Serikat.
Sedangkan untuk komoditas kopi, pada tahun 2023 ID FOOD telah mencatatkan ekspor sebesar 100 MT dengan negara Mesir sebagai salah satu tujuannya.
Sementara, untuk rumput laut pada 2023 telah dilakukan ekspor sebanyak 900 MT. “Paling terbaru, PPI member of ID Food melepas ekspor rumput laut jenis seaweed eucheuma spinosum ke China, pada Juli lalu,” tambah Frans.
Baca juga: Beda Pendapat Pejabat Bea Cukai Hambat Kejaksaan Agung Tetapkan Tersangka Korupsi Komoditas Emas
“Volume ekspor tersebut adalah yang telah direalisasikan di sepanjang tahun 2023, sehingga sampai akhir tahun nanti angkanya masih berpeluang bertambah. Kita terus dorong, mengingat ini bagian dari kontribusi ID FOOD untuk meningkatkan daya saing produk pangan nasional di pasar mancanegara. Di harapkan melalui kolaborasi bersama stakeholder dalam dan luar negeri angka ekspor produk pangan lokal trennya dapat terus meningkat,” jelasnya.
Dalam pertemuan tersebut, Frans juga menekankan, ke depannya penting untuk terus menjaga dan membangun hubungan perdagangan yang baik antara Indonesia dengan Amerika Serikat.
"Hal ini sejalan dengan salah satu visi dan tujuan pembentukan Holding BUMN Pangan yang dicetuskan Menteri BUMN Erick Thohir, yaitu mewujudkan perusahaan pangan nasional berkelas dunia,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Pengembangan dan Pengendalian Usaha ID FOOD Dirgayuza Setiawan mengatakan, selain komoditas pangan sejumlah proyek strategis dan aset perusahaan juga berpotensi untuk dikerjasamakan.
Termasuk di dalamnya proyek-proyek investasi untuk meningkatkan kemampuan ID FOOD dalam menjaga ketahanan pangan Indonesia. Seperti rencana pembangunan berbagai infrastruktur penunjang produksi dan distribusi komoditas pangan melalui kerja sama pendanaan, kerja sama operasional, dan bentuk lainnya.
“Kita juga sampaikan, peluang kerja sama pemanfaatan aset ID FOOD yang tersebar di seluruh Indonesia yang memiliki beragam fungsi mulai dari perkantoran, pergudangan, hingga lahan yang bisa dikembangkan. Diharapkan kerjasama ini dapat mendatangkan investasi luar negeri mengingat potensi bisnis pangan yang masih sangat besar dan terbuka di Indonesia,” ungkapnya.
Sementara itu, CEO NASDA Ted McKinney menyampaikan kunjungan ini merupakan peluang yang sangat baik untuk menjalin hubungan dengan Indonesia.
Ia juga menyampaikan ketertarikan untuk mempelajari seperti apa BUMN di Indonesia dibandingkan dengan BUMN di negara lain.
“Dalam kesempatan tersebut delegasi NASDA tertarik untuk mengeksplorasi lebih lanjut lingkup bisnis ID FOOD dan juga landscape industri pangan di Indonesia. Kedua pihak juga saling menyampaikan harapan untuk terjadinya hubungan bisnis,” pungkas Frans.
NASDA merupakan asosiasi yang menghimpun departemen pertanian Negara Bagian Amerika Serikat. Peran strategis asosiasi yang didirikan tahun 1916 ini di antaranya memperkuat komunitas yang bergerak di sektor makanan dan pertanian Amerika melalui kebijakan, kemitraan, dan keterlibatan publik.