Inflasi AS Mulai Pulih, Goldman Sachs Optimistis The Fed Pangkas Suku Bunga di Juni 2024
The Fed diprediksi akan mengerek turun suku bunga ke level terendahnya pada kuartal kedua tahun depan tepatnya pada Juni 2024.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Goldman Sachs Group Inc. memperkirakan Federal Reserve (The Fed) akan mengerek turun suku bunga ke level terendahnya pada kuartal kedua tahun depan tepatnya pada Juni 2024.
"Perkiraan kami The Fed akan menormalkan suku bunga dari tingkat restriktif, sinyal ini bersamaan dengan adanya penurunan inflasi mendekati target " tulis Jan Hatzius dan David Mericle, ekonom Goldman.
Dalam keterangan tertulisnya ekonom Goldman menjelaskan bahwa tren inflasi inti di Amerika telah melambat, hal ini ditandai dengan turunnya harga pangan dan bahan pokok di bulan Juli sebanyak 3,2 persen.
Hal ini berbanding jauh dengan catatan inflasi di bulan yang sama pada tahun sebelumnya, dimana saat itu inflasi tembus 9,1 persen yoy.
Berbagai cara mulai dilakukan The Fed untuk menekan ancaman inflasi, salah satunya dengan mengerek naik suku bunga acuan selama beberapa bulan terakhir.
Dimulai dari Maret tahun lalu, dimana The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga 25 basis poin, kemudian di bulan Mei 2022 The Fed memperketat kebijakan dengan membawa suku bunga ke kisaran 50 basis poin.
Melanjutkan kenaikan di bulan sebelumnya selama Juni, Juli, September, dan November The Fed kembali memacu suku bunga dengan masing – masing dinaikan sebesar 75 persen, serta 50 basis poin di Desember 2022 dan 25 bps pada Januari, Februari Maret, Mei dan Juni 2023.
Baca juga: The Fed Diprediksi Pangkas Suku Bunga Tahun Depan, Ekonom: Jadi Momentum Kebangkitan Aset Kripto
Kendati risalah The Fed mampu menekan inflasi di level terendah, namun akibat pengetatan tersebut suku bunga di perbankan lokal hingga bunga dana pinjaman ikut melesat ke level tertinggi di tengah naiknya inflasi.
Memasuki kuartal ketiga 2023, perekonomian di Amerika mulai bangkit. Sinyal ini yang membuat para investor yakin apabila dalam waktu dekat The Fed akan berhenti memperketat kebijakan moneternya dengan mengerek naik suku bunga.
Baca juga: Rupiah Diprediksi Menguat Imbas Jatuhnya Dolar AS Pasca Statement The Fed
“Tren inflasi inti sudah cukup melambat, kami memperkirakan pemangkasan terbesar 25 basis poin per kuartal, tetapi kami tidak yakin mengenai kecepatannya,” tambah Ekonom Goldman.