Harga Beras Cenderung Naik, Kepala Bapanas: Penyebabnya Produksi Beras Turun di Semester 2
Badan Pangan Nasional menyatakan, produksi beras kini dan dinilai sebagai hal lazim ketika memasuki semester dua.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkap alasan di balik kenaikan harga beras yang kini sedang terjadi. Ia mengatakan, produksi beras kini tengah mengalami penurunan, yang mana merupakan hal lazim ketika memasuki semester dua.
"Pada saat semester dua, produksi kita itu pastinya turun di bawah semester satu. Jadi semester dua sudah pasti turun. Kemudian ada beberapa isu seperti El Nino dan lain-lain. Itu dampaknya akan (terasa) tiga bulan ke depan," kata Arief di Pasar Perumnas Klender, Jakarta Timur, Senin (28/8/2023).
Penurunan produksi ini disebut akan terjadi hingga akhir tahun, sehingga di situ cadangan beras pemerintah akan digelontorkan.
"Kalau dulu kita mau menggelontorkan itu mikir stoknya ada atau enggak, tapi hari ini Bulog punya stok 1,6 juta ton dan yang akan segera masuk lagi 400.000 ton," ujar Arief.
"Ini perintahnya Pak Presiden untuk menjaga harga di tingkat konsumen," lanjutnya.
Sebagai informasi, harga beras nasional hari ini tengah meroket menurut data Pusat Informasi Harga Pangan Strategisn (PIHPS) Nasional.
Harga beras kualitas super I dibanderol Rp15.150 per kilogram, naik 1,34 persen atau Rp200.
Harga beras kualitas super II dibanderol Rp14.600 per kilogram, naik Rp150 atau 1,04%.
Baca juga: Antisipasi El Nino Bapanas Dorong Bulog Stok 1 Juta Ton Beras, Masyarakat Diimbau Stop Boros Pangan
Kemudian, harga beras kualitas medium I dibanderol Rp13.850 per kilogram, naik Rp150 atau 1,09%.
Harga beras kualitas medium II dibanderol Rp13.600 per kilogram, naik Rp150 atau 1,12%.