Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

PIS dan Pelindo Bangun Terminal Energi Hijau di Kalibaru

PT Pertamina International Shipping dan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) mengembangkan Jakarta Integrated Green Terminal (JIGT) Kalibaru, Jakarta.

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Choirul Arifin
zoom-in PIS dan Pelindo Bangun Terminal Energi Hijau di Kalibaru
handout
PT Pertamina International Shipping (PIS) dan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) menandatangi kerjasama pengembangan Jakarta Integrated Green Terminal (JIGT) Kalibaru, Jakarta yang akan menjadi terminal energi tercanggih dan ramah lingkungan di Indonesia. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina International Shipping (PIS) dan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) menandatangi kerjasama pengembangan Jakarta Integrated Green Terminal (JIGT) Kalibaru, Jakarta yang akan menjadi terminal energi tercanggih dan ramah lingkungan di Indonesia.

Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh CEO PIS Yoki Firnandi dan Direktur Strategi Pelindo Prasetyo, disaksikan antara lain oleh Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha (SPPU) PT Pertamina (Persero) A. Salyadi, dan Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono.

CEO PIS Yoki Firnandi mengatakan, JIGT akan dibangun di lahan seluas 50 hektare milik Pelindo. Pembangunan ini melalui pertimbangan lokasi yang cukup strategis untuk hub alur perdagangan di Asia.

Dari sisi operasional, lokasi JGIT juga berada di area bebas penduduk yang berbatasan dengan tepi laut dan memiliki tambatan lepas pantai yang bisa menampung kapal-kapal besar.

"Kapasitas penampungan bisa mencapai hingga 6,3 juta barel untuk memenuhi kebutuhan energi area Jabodetabek dengan potensi peningkatan untuk ketersediaan bahan bakar di masa depan," ujar CEO PIS Yoki Firnandi dalam keterangannya, Jumat (1/9/2023).

Yoki bilang, kapasitas penampungan ini sekaligus tiga kali lebih besar dibanding Terminal Integrated Jakarta yang berada di Plumpang. Bahkan, terminal energi JIGT memiliki keunggulan dari sisi pengoperasian.

Berita Rekomendasi

"Seperti pemanfaatan energi baru dan terbarukan dalam kelistrikan, efisiensi energi, serta pengelolaan limbah untuk menjaga kelestarian lingkungan," kata Yoki.

Yoki menjelaskan pembangunan JIGT terdiri dari beberapa tahap. Tahap pembangunan dimulai dari tahun ini dengan proses reklamasi, dilanjutkan dengan FEED (Front End Engineering Design) pada 2024 dan konstruksi awal serta penguatan struktur di 2025.

Baca juga: Pertamina Rampungkan Proyek 12 Terminal BBM di Kawasan Indonesia Timur

Sementara, pengoperasian terminal akan dilakukan dalam beberapa tahap. Fase pertama periode 2027 sampai 2035 yakni operasional storage BBM, fase kedua 2035 sampai 2040 untuk pembangunan dan operasional storage LNG, FAME, dan Used Cooking Oil (UCO), serta fase terakhir 2040 pembangunan dan operasional untuk storage hidrogen.

"Disertai dengan penerapan teknologi modern terkini, sistem yang terdigitalisasi dan automasi yang memastikan operasional terminal lebih safe dan efisien," tuturnya.

Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha (SPPU) PT Pertamina (Persero) A. Salyadi menambahkan, sebagai BUMN energi terbesar di Indonesia, Pertamina memiliki tanggung jawab menjamin ketersediaan, keterjangkauan, dan keberlanjutan energi di Indonesia.

Baca juga: Mengenal Depo Pertamina Plumpang: Terminal BBM Terpenting di Indonesia, Sempat Kebakaran di 2009

Salah satu tulang punggung ketahanan energi yang dikelola oleh Pertamina saat ini adalah Integrated Terminal Jakarta Plumpang, yang mengcover hingga 15 persen suplai BBM Nasional.

Terminal BBM Plumpang telah beroperasi selama hampir 50 tahun, yang artinya perlu ada peningkatan kapasitas dan kapabilitas untuk menjawab kebutuhan energi mendatang.

"Kebutuhan energi yang semakin tinggi dan dinamis, membutuhkan kehadiran terminal energi baru untuk mendukung Plumpang. JIGT Kalibaru akan hadir untuk menjawab kebutuhan energi tersebut, sekaligus bukti komitmen transisi dan bauran energi," ujar Salyadi.

Sementara itu, Direktur Strategi Pelindo Prasetyo mengatakan, JIGT akan menjadi pintu gerbang ekosistem perdagangan energi/energy trading melalui koridor Singapura - Indonesia yang memiliki porsi 30 persen sampai 35 persen alur perdagangan global untuk minyak dan LNG.

Hal ini akan memberikan nilai yang optimum untuk mengembangkan potensi bisnis ke depannya dalam rangka menjaga Ketahanan Energi Nasional.

"JIGT juga akan mengadopsi energi dan sistem yang ramah lingkungan yang akan menjadi kebutuhan utama di masa depan. berharap semoga penandatanganan kesepakatan bersama ini dapat menjadi awal yang baik bagi peningkatan konektivitas guna menjamin sustainability energy Indonesia," jelasnya.

Caption: Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh CEO PIS Yoki Firnandi dan Direktur Strategi Pelindo Prasetyo, disaksikan antara lain oleh Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha (SPPU) PT Pertamina (Persero) A. Salyadi, dan Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas