Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Dalam Forum ASEAN Indo-Pacific, Dirut PLN Tekankan Kolaborasi Global Demi Wujudkan Transisi Energi

Dalam ASEAN Indo-Pacific Forum, PLN menyampaikan bahwa kolaborasi dalam transisi energi adalah kunci penting kolaborasi dalam transisi energi.

Editor: Content Writer
zoom-in Dalam Forum ASEAN Indo-Pacific, Dirut PLN Tekankan Kolaborasi Global Demi Wujudkan Transisi Energi
Istimewa
PLN tekankan pentingnya memperkuat kolaborasi dengan komunitas energi dunia guna memastikan ketahanan energi nasional dalam ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF). 

TRIBUNNEWS.COM - PLN terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai komunitas energi dunia guna memastikan ketahanan energi nasional. Dalam ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF), Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan, bahwa kolaborasi dalam transisi energi adalah kunci penting menyeimbangkan trilema energi, yaitu security, affordability, dan sustainability.

Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan AIPF bertujuan untuk menghubungkan sektor swasta dan publik di kawasan ASEAN dan Indo-Pasifik untuk kerja sama yang lebih kuat. Forum ini akan menjadi wadah bagi negara-negara anggota ASEAN dan mitra untuk terlibat dalam diskusi konstruktif yang menghasilkan proyek-proyek nyata yang pada akhirnya meningkatkan kolaborasi di kawasan Indo-Pasifik.

“Kita berkumpul di sini untuk membangun masa depan kita yang lebih terkoneksi, lebih makmur, dan lebih berkelanjutan untuk kawasan ASEAN dan Indo-Pasifik,” kata Erick.

Baca juga: 74 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum Disiapkan PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya

Seiring pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat, permintaan pasokan listrik juga semakin tinggi. Hal ini menjadi tantangan bersama, bagaimana menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi dengan ketahanan energi.

Menurut Darmawan, transisi energi kini semakin dimungkinkan karena tarif listrik dari energi baru terbarukan (EBT) semakin murah. Namun, kendala terbesar transisi energi adalah di sektor pembiayaan. Mengingat karakter pembangkit EBT yang membutuhkan investasi capital expenditure yang besar di awal, meski biaya operasionalnya relatif lebih murah.

"Untuk menjalankan komitmen ini, Indonesia tidak bisa berjalan sendiri. Memang tantangannya sangat besar, namun dengan adanya forum seperti AIPF ini memberi kita keyakinan, apapun tantangannya, kita akan terus melangkah maju bersama-sama," ungkapnya.

Darmawan menambahkan dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6 persen penambahan pembangkit berbasis EBT.

Baca juga: PLN Paparkan Green Enabling Supergrid di Forum ASEAN Indo-Pacific

BERITA REKOMENDASI

Dirinya juga menyampaikan, saat ini PLN dalam proses mendesain dan membangun end-to-end smart grid. Dengan jaringan baru ini, PLN dapat meningkatkan porsi pembangkit energi surya dan angin dari 5 GW menjadi 28 GW. Pengembangan green enabling super grid dan end-to-end smart grid ini semakin mendesak untuk mengatasi ketidaksesuaian sumber EBT dengan pusat demand listrik dan mengakomodasi penetrasi EBT variabel yang sangat masif.

Sistem inilah yang ke depan akan digunakan untuk mendukung pembangunan ASEAN Power Grid. Sistem ini diproyeksikan mampu menghubungkan transmisi lintas negara-negara di ASEAN, meliputi Laos, Vietnam, Kamboja, Malaysia, Singapura dan Indonesia.

"ASEAN Power Grid bukan hanya soal listrik. Namun hal ini mencerminkan kekuatan baru ASEAN. Mencerminkan perubahan ASEAN yang sebelumnya terfragmentasi menjadi ASEAN yang bersatu, demi satu tujuan, kemakmuran bagi kawasan Asia Tenggara," pungkas Darmawan.

Baca juga: PLN Kerahkan Ratusan Personil Amankan Pasokan Listrik di KTT ASEAN 2023

CEO Canada Business Council, Goldy Hyder, mengamini terkait menjalankan transisi energi tidak bisa serta merta mengabaikan keterjangkauan dan ketahanan energi. Langkah transisi energi, menurut Hyder juga perlu mengedepankan aspek keberlanjutan dan kemakmuran masyarakat di dunia.

"Prinsip utama dalam mencapai sebuah target tidak bisa mengabaikan ketahanan energi, prinsip yang berkelanjutan dan juga keterjangkauan. Langkah-langkah perlu dipetakan secara matang dan mengedepankan kesejahteraan masyarakat," ujar Hyder. (*)


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas