Harga Beras Melambung, Pedagang: Kami Tunggu Komitmen Bulog Banjiri Pasar
Beras operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Perum Bulog belum membanjiri pasaran, sebagai langkah mengintervensi harga.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
![Harga Beras Melambung, Pedagang: Kami Tunggu Komitmen Bulog Banjiri Pasar](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ketersediaan-bahan-pangan-hadapi-puncak-el-nino_20230801_192505.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga beras pada saat ini masih berada di posisi tinggi, di mana jenis medium di atas Rp12.000 per kilogram (kg) dan premium Rp14.000 per kg.
"Beras lagi tinggi-tingginya. Beras lagi berat saat ini (harganya)," kata Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri dikutip dari Kontan, Selasa (12/9/2023).
Ia menyebut, beras operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Perum Bulog belum membanjiri pasaran, sebagai langkah mengintervensi harga.
Baca juga: Harga Beras Terus Melonjak Naik, DPR Desak Pemerintah Tanggung Jawab hingga Jurus Jokowi-Zulhas
"Kami masih tunggu komitmen Bulog untuk banjiri pasar. Kita belum dapat informasi di pasar bahwa beras Bulog sudah banjiri pasar," imbuhnya.
Dengan kondisi harga dan produksi padi saat ini, menurutnya akan berat untuk menurunkan harga beras kembali kepada harga eceran tertinggi (HET) terutama untuk beras medium.
Ia menyebut, kunci menurunkan harga beras saat ini ialah memperbanyak ketersediaannya di lapangan.
Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Budi Waseso atau yang akrab disapa Buwas optimistis harga beras bakal turun dengan adanya gelontoran bantuan pangan beras.
Dengan bantuan pangan beras kepada 21,35 juta keluarga penerima manfaat (KPM) Ia berharap harga beras dapat turun menyentuh Rp 11.000 per kilogram, khususnya untuk jenis medium.
"Kalau saya itu harganya di bulog Rp 10.900. Berarti kita berharap paling mahal Rp 11.000. Apalagi premium kita, itu kan medium," kata Buwas di Peluncuran Bantuan Pangan Beras di Gudang Bulog DKI Jakarta dan Banten, Jakarta Utara, Senin (11/9).
Namun, Buwas mengatakan harga beras tak bisa serta merta turun usai bantuan pangan digelontorkan. Menurutnya, dengan bantuan pangan beras dan upaya pemerintah lain harga beras akan berangsur turun. Adapun selain bantuan pangan beras pemerintah juga telah menggelontorkan program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP).
"Kita lihat prosesnya dong tidak bisa hari ini terus turun kan. Karena pedagang sekarang yang belinya mahal tidak mungkin dia jual murah. Kan rugi dia," kata Buwas.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menuturkan, saat ini ada 1,6 juta ton cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog. Adapun CBP yang saat ini ada di Bulog kata Arief diperuntukkan bagi intervensi pasar.
"Karena kemarin memang tidak dilepas gitu karna emang penugasan pemerintah badan pangan kepada Bulog. Sehingga kalau memang sudah seperti ini harus kita gelontorkan," kata Arief.
Senada dengan Bulog, Arief menyebut harga beras tak bisa langsung turun dengan guyuran bantuan pangan beras. Namun, pihaknya akan terus memonitor perkembangan harga beras di lapangan.
"Kan ini baru mulai, nanti kita monitor aja. Bayangin aja kalo ada 610.000 ton digelontorkan. 210.000 tiap bulan ya harusnya bisa baik. (Optimis bulan ini harga akan turun?) Insyaallah," ujarnya.
Ia berharap, harga beras bisa turun hingga menyentuh harga eceran tertinggi (HET). Menurutnya, kondisi harga beras juga bergantung pada produksi padi. Dimana jika produksi gabah kering panen (GKP) melimpah maka kata Arief harga otomatis akan turun. (Ratih Waseso/Kontan)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.