Indonesia Siap Pacu Pemanfaatan 3,35 Gigawatts Energi Geothermal di 2030
IIGCE 2023 diselenggarakan oleh Asosiasi Panasbumi Indonesia meliputi program konvensi, eksibisi, technical paper
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hendra Gunawan
Keberhasilan di banyak negara maju dalam memanfaatkan energi panas bumi dapat menjadi pelajaran bagi Indonesia, menjadikan panas bumi sebagai salah satu sumber energi terbarukan yang akan memberikan kontribusi bagi bauran energi Indonesia.
Saat ini masih terdapatkesenjangan tarif antara yang diatur oleh Perpres Nomor 112 Tahun 2022 dengan kelayakan keekonomian proyek yang diharapkan pengembang.
Percepatan pengembangan panas bumi membutuhkan kebijakan harga yang memberikan keuntungan yang memadai sesuai dengan risiko investasi dan keterjangkauan.
Karena itu, inisiatif pemanfaatan sumber daya panas bumi harus dilakukan sedini mungkin.
Untuk mendukung rencana tersebut, saat ini Pemerintah Indonesia melalui Kementerian ESDM mempersiapkan mekanisme transisi energi dalam menuju target hijau tersebut.
Target penurunan emisi Indonesia pada tahun 2030 yang tertuang dalam Nationally Determined Contribution sekitar 29 hingga 41 persen dengan bantuan internasional
dibandingkan skenario bisnis, serta target bauran energi terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2025 dan 31 persen pada tahun 2050.
Dirjen Energi Baru dan Terbarukan Kementerian ESDM Yudo Dwinanda Priaadi menekankan, upaya meningkatkan penggunaan energi rendah emisi dan penggunaan EBT yang diimbangi dengan upaya menjaga ketahanan energi.
"Hal ini menjadikan transisi energi menjadi penting sebagai arah kebijakan nasional. Kita bersyukur Indonesia memiliki energi EBT yang melimpah dan pemggunaan pada 5 tahun terakhir meningkat tajam," ungkapnya.