Negara-negara Maju Kuasai 80 Persen Utang Global, 80 Persen dari Total 307 Triliun Dolar AS
Seperti baru – baru ini Bank sentral Amerika atau The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga sesuai ekspektasi pasar
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Utang global pada kuartal kedua tahun 2023 mencatatkan rekor baru, naik hingga tembus dikisaran 307 triliun dolar AS. Hal tersebut diungkap dalam laporan yang dirilis lembaga keuangan Institute of International Finance (IIF).
Lonjakan ini 80 persen berasal dari penumpukan utang dari negara-negara maju seperti AS, Jepang, Inggris dan Perancis. Sementara sisanya berasal dari negara berkembang dengan perekonomian besar yakni China, India, dan Brasil.
Dalam laporan tertulisnya, IIF menjelaskan bahwa total utang global dalam bentuk dolar telah mengalami peningkatan setelah sejumlah bank sentral kompak mengerek naik suku bunga di ke level tertinggi.
Baca juga: Berpotensi Gagal Bayar Utang, Global S&P dan Fitch Pangkas Peringkat Valas Ukraina
Seperti baru – baru ini Bank sentral Amerika atau The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga sesuai ekspektasi pasar di level 5,25-5,50 persen dilanjut dengan menaikan suku bunga di akhir tahun guna mencegah lonjakan inflasi.
Sayangnya langkah hawkish ini diterapkan disaat pertumbuhan pasar global membukukan perlambatan. Tekanan tersebut kemudian membuat rasio utang global terhadap produk domestik bruto (PDB) melonjak 336 persen selama dua kuartal berturut-turut.
“Suku bunga yang lebih tinggi dan tingkat utang yang lebih tinggi mendorong biaya bunga pemerintah lebih tinggi, beban utang domestik akan meningkat dengan rasio melampaui 337 persen pada akhir tahun,” jelas IIF, dikutip dari Reuters.
Tak hanya inflasi, membengkaknya utang global tahun ini juga dipicu oleh kenaikan harga minyak dan gas dunia dampak guncangan energi dari perang Rusia - Ukraina.
Sebelum laporan utang global dirilis, Dana Moneter Internasional (IMF) telah memperingatkan sejumlah negara untuk waspada terkait ancaman utang global yang kemungkinan melanjutkan tren kenaikan.
“Utang global tampaknya telah kembali ke tren kenaikan historisnya. Mengelola kerentanan utang harus menjadi kuncinya," kata IMF.
Meski utang global di kuartal tahun ini mengalami lonjakan di atas tingkat sebelum Covid-19, namun salah satu Ketua Tim Pemeringkat Amerika di Fitch Ratings yang mensponsori laporan IIF, optimis bahwa beban utang konsumen dapat turun dan terkendali.