Prioritaskan Pengusaha Nasional, Bahlil Ingatkan Pertamina Optimalkan Sumur Minyak Bumi
Kata dia, investor dalam hal ini adalah PT Pertamina (Persero) perlu mengoptimalkan pengelolaan sumur minyak bumi.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan, investasi hulu minyak dan gas (migas) masih memiliki potensi yang besar di Indonesia.
Bahlil bilang, investasi hulu migas memang tidak termasuk dalam portofolio Kementerian Investasi, namun investasi hulu migas masih dapat dimaksimalkan. Apalagi dengan realisasi investasi migas yang terus mengalami kenaikan dalam 5 tahun terakhir.
Baca juga: Target Produksi Minyak 1 Juta Barel Perhari, SKK Migas Butuh Investasi Senilai 20 Miliar Dolar/ahun
Kata dia, investor dalam hal ini adalah PT Pertamina (Persero) perlu mengoptimalkan pengelolaan sumur minyak bumi. Terlebih, Indonesia juga memiliki potensi 128 cekungan yang belum digali seluruhnya.
Hal itu dia sampaikan dalam pidato kuncinya di acara The 4th International Convention on Indonesian Upstream Oil & Gas 2023 (IOG 2023) di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Rabu (20/9/2023).
"Peluang ini kalau bisa diprioritaskan ke pengusaha nasional. Kalau tidak bisa, baru ke investor asing atau kolaborasi. Kita tidak bisa main sendiri-sendiri. Kita tidak bisa merasa ini negara kita, tapi Pertamina jangan sampai nafsu kuda tenaga ayam," kata Bahlil.
Lebih lanjut, Bahlil juga meyakinkan agar investor migas tidak perlu ragu melakukan investasi tambahan di Indonesia. Terlebih arah kebijakan investasi negara ke depan yang mendorong pada hilirisasi yang tidak hanya untuk satu komoditas saja.
Potensi lain yang dapat dikembangkan misalnya industri metanol, pabrik pupuk, dan blue ammonia. Berdasarkan Peta Jalan Hilirisasi Investasi Strategis, hilirisasi sektor migas membutuhkan investasi sampai dengan USD68,1 miliar hingga tahun 2040.
"Negara tidak akan pernah berdaulat secara kafah kalau kita masih terus menjual atau mengekspor barang mentah. Investor juga harus berkolaborasi dengan pengusaha-pengusaha nasional, teman-teman dan UMKM daerah. Jadikan teman-teman daerah sebagai subjek dan objek investasi," ungkapnya.
Baca juga: Kejar Capaian Target 1 Juta BOPD di 2030, Begini Strategi Para Pemain Hulu Migas
Adapun rangkaian acara IOG 2023 ini dilaksanakan pada tanggal 20-22 September 2023 dengan mengusung tema “Advancing Energy Security through Sustainable Oil and Gas Exploration and Development”.
Melalui IOG 2023, diharapkan dapat dihasilkan suatu rekomendasi kebijakan untuk mendukung upaya ketahanan energi nasional melalui aktivitas eksplorasi dan pengembangan, serta mendorong investasi untuk mendukung transisi energi.
Kementerian Investasi/BKPM juga turut berpartisipasi pada stan pameran di IOG 2023 dengan menyediakan konsultasi terkait dengan perizinan berusaha, khususnya sektor hulu migas.