Harga BBM Non Subsidi Kembali Naik, Pengguna Pertamax Berpotensi Beralih ke Pertalite
PT Pertamina (Persero) kembali melakukan penyesuaian harga BBM non subsidi. Hal ini membuat sejumlah masyarakat berpotensi beralih ke BBM subsidi.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM – PT Pertamina (Persero) resmi melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak non subsidi seperti Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamax Green, Dexlite, dan Pertamina Dex per 1 Oktober 2023.
Dari penyesuaian tersebut membuat adanya kenaikan harga BBM non subsidi.
Untuk BBM jenis Pertamax dengan RON 92 per 1 Oktober 2023 tmengalami kenaikan harga sebesar Rp 700 menjadi Rp 14.000 dari harga sebelumnya Rp 13.300 per liter.
Kemudian BBM jenis Pertamax Green RON 95 naik Rp 1.000 dan kini dijual seharga Rp 16.000 per liter (hanya dijual di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Timur).
BBM jenis Pertamax Turbo 98 juga mengalami kenaikan harga sebesar Rp 700 menjadi Rp 16.600 dari harga sebelumnya Rp 15.900.
Baca juga: Perbandingan Harga BBM Pertamina, Shell, BP, dan Vivo Hari Ini, Manakah yang Paling Murah?
Sementara itu, BBM Pertamina jenis Dexlite juga mengalami kenaikan Rp 850 menjadi Rp 17.200 per liter dari harga sebelumnya Rp 16.350.
BBM jenis Pertamina Dex juga naik sebesar Rp 1.000 menjadi Rp 17.900 per liter dari harga sebelumnya Rp 16.900.
Sedangkan BBM yang mendapat subsidi dari pemerintah yakni Pertalite dan Solar tidak mengalami kenaikan dan tetap dijual seharga Rp 10.000 per liter untuk Pertalite, Rp 6.800 per liter untuk Solar.
Potensi Pengguna Pertamax Beralih ke Pertalite
Kenaikan harga BBM jenis Pertamax membuat sejumlah masyarakat berpotensi beralih menggunakan BBM Pertalite.
Pasalnya, selisih harga antara Pertamax dan Pertalite saat ini yang mencapai Rp 4.000 dinilai cukup memberatkan masyarakat.
Selain itu, kenaikan harga BBM subsidi ini juga menjadi perhatian Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.
Dia menyebut kenaikan harga BBM subsidi seperti Pertamax akan mendorong para konsumen yang notabene adalah masyarakat kecil dan menengah beralih menggunakan BBM jenis Pertalite.
"Kemarin kan sudah lihat, yang non subsidi kan udah pada naik tuh. Ini juga nanti akan mendorong pakai yang Pertalite kan. Kita harapkan dan kita imbau supaya jangan masuk sektor subsidi," Kata Arifin seperti dikutip dari TribunPriangan.com, Rabu (4/10/2023).
Arifin juga mengimbau agar masyarakat khususnya yang mampu tidak masuk ke sektor subsidi dan tetap menggunakan BBM yang ramah lingkungan.
Pemerintah Perlu Antisipasi Lonjakan Pembeli Pertalite
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto mengingatkan pemerintah agar mengantisipasi lonjakan permintaan BBM jenis Pertalite usai kenaikan harga BBM nonsubsidi.
Mulyanto memperkirakan pascakenaikan harga BBM nonsubsidi akan ada masyarakat yang beralih mengkonsumsi BBM dengan harga yang lebih murah.
Dia kemudian menyarankan pemerintah untuk mengantisipasi lonjakan permintaan ini, karena dikhawatirkan melampaui kuota BBM bersubsidi pada tahun ini.
"Ya saya rasa migrasi ini tetap berpotensi, apalagi revisi Perpres Pembatasan penggunaan bbm bersubsidi belum diterbitkan. Itu sebabnya kita minta Pemerintah segera mengantisipasi terjadinya migrasi ini, termasuk kemungkinan penambahan kuota BBM bersubsidi," kata Mulyanto.
(Tribunnews.com/Mikael Dafit)