Pemerintah Tutup TikTok Shop, Bagaimana Nasib Jutaan UMKM yang Cari Cuan dari Platform Ini?
TikTok Shop menutup aktivitas social commerce di platformnya demi menghormati peraturan yang berlaku di Indonesia mulai hari ini pukul 17.00 WIB.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - TikTok Shop menutup aktivitas social commerce di platformnya demi menghormati peraturan yang berlaku di Indonesia. TikTok Shop akan menghentikan layanannya mulai hari ini, 4 Oktober 2023 pukul 17.00 WIB.
Berhentinya layanan TikTok Shop di Indonesia disebut-sebut turut memunculkan permasalahan lain karena ada jutaan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang telah tergabung dalam platform tersebut.
Berhentinya TikTok Shop juga turut memberikan dampak kepada pelaku UMKM. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengaku telah mendengar keluhan para UMKM yang terdampak.
Tetapi penutupan layanan TikTok Shop di Tanah Air merupakan keputusan yang sudah bulat. Pemerintah tak ingin platform media sosial dicampuradukkan dengan kegiatan e-commerce.
"Kita mendengar juga bahwa mereka (TikTok Shop) juga menampung UMKM," ucap Menkominfo Budi Arie di acara Munassus Jaringan Pengusaha Nasional di Jakarta, Rabu (4/10/2023).
"Yang enggak boleh sosial media jadi e-commerce itu apa sih? Pembayarannya dan lain-lain, jadi sosial media jadi etalase promosi aja, transaksinya pakai platform lain. bahaya monopoli," sambungnya.
Menkominfo menjelaskan, ada 3 poin yang menjadi alasan dilarangnya layanan social commerce di Indonesia.
Pertama, TikTok Shop dituding predatory pricing. Istilah tersebut merupakan strategi perusahaan dalam menerapkan harga yang sangat rendah, yang seringkali di bawah Harga Pokok Produksi (HPP) untuk menguasai pasar.
Baca juga: Tiga Alasan yang Bikin TikTok Tutup Layanan E-Commerce Mulai Hari Ini
"Ada 3 isu. Yang pertama, soal predatory pricing, karena ini enggak sehat, masa barang dijual di bawah HPP, ini merusak market," papar Menteri Budi.
Kedua, aktivitas jual-beli di TikTok Shop disebut menjadi cara perusahaan untuk mengoleksi data produk yang digemari konsumen.
Lewat algoritma, TikTok Shop dapat mengetahui minat dan ketertarikan pengguna.
Baca juga: Tiru Instagram, Tiktok Rilis Akun Berbayar Bebas Iklan Seharga Rp78.000 Per Bulan
Ketiga, cukup banyak ditemui barang-barang impor yang dijual pada platform tersebut. Terlebih, barang impor yang dimaksud harganya jauh di bawah produk buatan lokal.
Menkominfo berharap, ditutupnya layanan TikTok Shop akan menciptakan sistem perdagangan secara elektronik yang adil dan sehat seiring dengan perkembangan teknologi.
Baca juga: TikTok Shop Tutup, Pemerintah Diminta Terapkan Aturan yang Adil ke Seller Online dan Offline
"(Alasan e-commerce ditutup) Yang kedua, soal algoritma yang bisa disalahgunakan. Dan ketiga adalah soal barang-barang impor dari negara lain," ucap Menteri Budi Arie.
"Saya pun juga selalu bilang ke e-commerce bahwa yang diutamakan dijual adalah produk dalam negeri, produk indonesia," pungkasnya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia