Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pemerintah Didorong Perbanyak Kajian Ilmiah Terkait Tembakau Alternatif di Dalam Negeri

Kajian ilmiah dibutuhkan agar masyarakat, terutama perokok dewasa, mendapatkan pemahaman yang komprehensif.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Pemerintah Didorong Perbanyak Kajian Ilmiah Terkait Tembakau Alternatif di Dalam Negeri
YouTube
Ilustrasi. Kajian ilmiah dibutuhkan agar masyarakat, terutama perokok dewasa, mendapatkan pemahaman yang komprehensif. 

Laporan Waetawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (Masindo) Dimas Syailendra mendorong pemerintah untuk memperbanyak kajian ilmiah terkait produk tembakau alternatif oleh sejumlah akademisi di dalam negeri.

“Dengan adanya hasil kajian ilmiah yang komprehensif, masyarakat dapat diberikan informasi yang lebih baik, pemahaman yang lebih akurat, dan kesadaran yang lebih tinggi tentang profil risiko dari produk tembakau alternatif,” katanya dikutip Kamis (19/10/2023).

“Hal ini memungkinkan perokok dewasa untuk membuat keputusan yang lebih bijaksana dan memotivasi perubahan perilaku menuju pola hidup yang lebih baik,” terang Dimas.

Baca juga: Asosiasi Dukung Pemerintah Optimalkan Sosialisasi Cegah Misinformasi Produk Tembakau Alternatif

Dimas melanjutkan, kajian ilmiah dibutuhkan tujuannya agar masyarakat, terutama perokok dewasa, mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang pemanfaatan dan profil risiko dari produk tersebut secara lebih spesifik.

“Kebiasaan merokok memiliki dampak negatif bagi kesehatan masyarakat. Maka, salah satu upaya pengurangan risikonya dapat dilakukan dengan memanfaatkan dan beralih ke produk tembakau alternatif. Hal ini dapat dijadikan opsi bagi perokok dewasa yang kesulitan untuk berhenti merokok sepenuhnya,” kata Dimas.

Sebagian produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan, menerapkan sistem pemanasan untuk menghantarkan nikotin, bukan melalui sistem pembakaran seperti rokok.

Berita Rekomendasi

Oleh karena itu, produk tersebut memiliki risiko hingga 90-95 persen lebih rendah daripada rokok.

Fakta ini juga dibuktikan oleh kajian ilmiah yang dilakukan oleh Public Health England (saat ini dikenal sebagai UK Health Security Agency), divisi dalam Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial di Inggris, pada tahun 2018 dengan judul “Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products.”

Guru Besar Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (SF-ITB), Prof Rahmana Emran Kartasasmita menyatakan hal tersebut perlu diupayakan agar penggunaan produk tembakau alternatif dapat dioptimalkan oleh perokok dewasa yang ingin beralih lantaran telah terbukti profil risikonya lebih rendah daripada rokok.

“Pemerintah perlu memasifkan kajian literatur dan klinis mengenai produk tembakau alternatif. Sebab, upaya pengurangan risiko terkait penggunaan tembakau sangat penting, termasuk ketersediaan produknya,” kata Prof. Emran.

Lebih lanjut, ia menegaskan produk tembakau alternatif tidak sepenuhnya bebas risiko sehingga penggunaannya bukan untuk orang yang tidak merokok, dan juga bukan untuk anak di bawah umur 18 tahun.

“Mengingat berhenti total merokok faktanya sulit, maka perokok dewasa bisa disarankan untuk beralih ke produk yang lebih rendah tingkat risiko kesehatannya,” tutup Prof. Erman.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas