Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Analis: Pasar Respons Positif Penetapan Gibran Jadi Cawapres, Rupiah Diprediksi Menguat

Ibrahim Assuaibi mengatakan pasar memberikan respons positif penetapan Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
zoom-in Analis: Pasar Respons Positif Penetapan Gibran Jadi Cawapres, Rupiah Diprediksi Menguat
Kolase Tribunnews (Istimewa-Warta Kota/YULIANTO)
Rapimnas Partai Golkar resmi mendukung Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden (cawapres) yang menjadi pendamping Prabowo Subianto di pemilihan presiden (pilpres) 2024. 

"Apakah setuju?" tanya Airlangga.

"Setuju!" jawab peserta Rapimnas Golkar.

Pekan Depan Rupiah Diprediksi Tembus Rp16.000 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan pekan depan diprediksi menembus level Rp16.000 per dolar AS.

Pelemahan rupiah ini imbas kekhawatiran terhadap kenaikan suku bunga bank sentral Amerika (The Fed) dan perang antara Palestina-Israel dapat berlangsung lama.

Tercatat, rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) ditutup pada level harga Rp 15.856 per dolar AS di perdagangan Jumat (20/10/2023).

Kondisi tersebut, membuat rupiah Jisdor terkoreksi 0,93 persen dalam sepekan dan secara harian mengalami koreksi sekitar 0,11 persen.

Berita Rekomendasi

Pelemahan rupiah Jisdor BI sejalan dengan rupiah spot yang ditutup pada harga Rp 15.873 per dolar AS. Dalam sepekan, rupiah spot telah melemah 1,21 persen dan melemah 0,36 persen secara harian di hadapan dolar AS.

Dampak Pelemahan Rupiah

Analis pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, memasuki tahun politik, pelemahan nilai tukar rupiah saat ini relatif lebih baik dibandingkan dengan mata uang sejumlah negara lain di kawasan Asia dan global.

Namun, Ibrahimi menyebut pelemahan mata uang rupiah yang terus menerus akan berdampak ke pengeluaran biaya hidup.

"Rupiah yang melemah akan berdampak terhadap kenaikan harga-harga, salah satunya harga komoditas dan akan berpengaruh terhadap menurunnya daya beli. Sehingga konsusmi Masyarakat akan menurun," ujar Ibrahim.

Hal senada juga di sampaikan, Direktur Center of Economi and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira.

Ia menyebut menguatnya mata uang dolar AS membuat barang impor menjadi lebih mahal, khususnya komoditas pangan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas