Pengamat: Kereta Cepat Whoosh Bikin Kesenjangan Infrastruktur Transportasi Makin Lebar
Pengamatan transportasi Djoko Setijowarno mengkritik kondisi transportasi publik di Provinsi Maluku yang dinilai belum layak.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat transportasi publik Djoko Setijowarno menyoroti kenyamanan transportasi umum di Provinsi Maluku yang masih kurang layak jika dibandingkan dengan transportasi umum di Pulau Jawa.
"Beroperasinya kereta cepat Whoosh Jakarta-Bandung, kian memperlebar kesenjangan pelayanan transportasi umum di Indonesia," ujar Djoko saat dihubungi, Senin (23/10/2023).
Ia menerangkan, armada bus yang dioperasikan di Provinsi Maluku umumnya bus-bus tua dengan usia bus termuda buatan tahun 2016, bahkan masih ada bus buatan tahun 2012 yang masih dioperasikan.
"Sudah selayaknya semua armada bus yang beroperasi di Provinsi Maluku dapat diganti dengan armada baru. Sedangkan armada lama masih dapat digunakan sebagai angkutan logistik," terang Djoko.
Padahal, menurutnya, sudah saatnya, pembaharuan armada bus perintis di Provinsi Maluku. Armada yang sekarang dioperasikan, rata-rata sudah tidak laik operasi.
"Andai dioperasikan dalam kondisi dipaksakan. Tambahan lagi, jaringan jalan yang dilewati tidak semulus jalan-jalan di Pulau Jawa, berlubang bahkan berkubang," tutur Djoko.
Djoko berujar, jalan rusak sudah lama terjadi dan dibiarkan tidak diperbaiki, sehingga menjadikan waktu perjalanan menjadi lebih lama. Selain itu juga mempengaruhi kondisi kendaraan cepat rusak.
"Kondisi jalan seperti ini, sebaiknya dimasukkan dalam Program Inpres Pembangunan Jalan Daerah. Harus diakui masih rendah perhatian pemerintah untuk pembangunan infrastruktur di wilayah kepulauan masih rendah apalagi di wilayah timur Indonesia," kata Djoko.
Baca juga: Niat Naik Kereta Cepat Whoosh, 30 Penumpang Tertinggal di Padalarang Gara-gara Feeder Terlambat Tiba
Selain itu, armada penumpang yang beroperasi sekarang disebut Djoko perlu segera diganti dengan yang baru. Tidak perlu menggunakan pendingin, seperti angkutan umum di Jakarta.
"Yang penting layanan standar dengan waktu pelayanan prima sudah cukup. Barang penumpang dibatasi yang dapat dimasukkan dalam bus," terangnya.
Sedangkan, armada lama masih dapat dioperasikan untuk angkutan barang yang merupakan potensi pendapatan di Damri Wilayah Maluku.
Baca juga: 100 Tahun Lagi Indonesia Baru Bisa Nikmati Balik Modal dari Proyek Kereta Cepat Whoosh
Pemerintah diharapkan lebih memperhatikan layanan bus perintis di daerah 3TP (Terdepan, Tertinggal, Terluar dan Perbatasan) agar kesenjangan layanan transportasi umum tidak semakin melebar.
Provinsi Maluku merupakan wilayah kepulauan, namun memiliki jaringan angkutan bus perintis terpanjang di Indonesia. Rute Ambon – Masiwang – Totok Tolu sejauh 593 km yang ditempuh lebih kurang 33 jam. Kehadiran bus perintis di Provinsi Maluku sangat membantu peningkatan perekonomian warga, baik pergerakan penumpang dan barang.
Di Provinsi Maluku terdapat 17 rute angkutan bus perintis yang menyebar di lima pulau, yaitu Pulau Ambon, Pulau Seram, Pulau Buru, Pulau Tanimbar dan Pulau Kei.
Panjang jaringan jalan yang dilayani 2.869 km. Rute angkutan bus perintis terpanjang di Indonesia berada di Provinsi Maluku, yaitu rute Ambon – Masiwang – Totok Tolu sepanjang 598 km dengan lama perjalanan mencapai 33 jam.
Masih banyaknya kondisi jalan yang rusak menyebabkan waktu perjalanan manjadi lebih lama. Data Perum. Damri tahun 2021, jalan rusak yang dilewati angkutan bus perintis di Provinsi Maluku mencapai 304 km atau 10,5 persen.
Di Pulau Buru ada 5 rute dilayani 5 unit bus, yaitu Namlea – Namrole sejauh 136 km, Namlea – Masarete (94 km), Namlea – Teluk Bara (134 km), Namlea – Lala (10 km) dan Namlea – Savana Jaya (25 km).
Pulau Ambon dan Pulau Seram dihubungkan 6 rute angkutan bus perintis. Keenam rute itu menggunakan kapal penyeberangan menghubungkan Pelabuhan Penyeberangan Hunimua (Kab. Maluku Tengah, Pulau Ambon) – Pelabuhan Penyeberangan Waipirit (Kab. Maluku Tengah, Pulau Seram).
Pelabuhan penyeberangan ini cukup tinggi aktivitas penyeberangannya. Aktivitas mobilitas penyeberangan dimulai jam 05.30 WIT hingga jam 21.00 WIT dilayani 6 kapal penyeberangan. Kedua Pelabuhan penyeberangan ini dikelola PT ASDP Ferry.
Adapun rute bus perintis adalah rute Ambon – Masiwang – Totok Tolu sejauh 593 km (urte terpanjang), Ambon – Alune (215 km), Ambon – Warasiwa (250 km), Ambon – Laimu (330 km), Ambon - Saka – Pasanea (215 km), Ambon – Namto (387 km).
Armada yang dapat dioperasikan sebanyak 12 unit bus sedang. Penumpang berangkat dari Kota Ambon jam 08.00 menuju 6 rute itu setiap hari. Karena keterbatasan jumlah bus, beberapa rute terjauh seminggu hanya dilayani 3 kali keberangkatan dari pool di Kota Ambon.
Pool Damri di Kota Ambon, sejak jam 07.00 WIT, calon penumpang mulai berdatangan. Bahkan di masa tertentu, calon penumpang ada yang menginap di Kantor Damri Ambon, ketimbang membayar di penginapan.
Untuk rute panjang dari Kota Ambon ke Pulau Seram, awak kendaraan (pengemudi dan knek) beristirahat dan bermalam di rumah penduduk yang disediakan warga setempat dengan gratis.
Selain itu, ada angkutan bus perintis di Pulau Tanimbar (Kab. Kepulauan Tanimbar) dioperasikan 5 rute dengan 6 unit bus. Adapun kelima rute itu adalah rute Saumlak – Batu Putih sepanjang 51 km, Saumlaki – Latdalam (38 km), Saumlaki – Larat (145 km), Saumlaki – Arma – Watmuri (112 km). Jumlah bus yang beroperasi masih kurang dari kebutuhan, perlu penambahan hingga sekitar 6 armada bus.
Sedangkan di Pulau Kei (Kab. Maluku Tenggara) hanya satu rute bus perintis, yaitu Langgur – Sathen – Danar – Madwaer – Tetoad sepanjang 80 km dengan 1 unit bus.