Sebelum Mulai Tanam Modal, Yuk Cari Tahu Apa Itu Saham, Keuntungan, dan Risikonya
Jika kamu ingin tahu jawabannya, simak penjelasan tentang pengertian saham, keuntungan, hingga risikonya berikut ini.
TRIBUNNEWS.COM - Investasi atau menanam modal adalah salah satu aktivitas keuangan yang penting untuk dipahami oleh semua orang. Menjadi cara untuk menjaga nilai aset agar tak terlibas inflasi, modal yang ditanam di instrumen investasi, ambil saja contoh saham, mampu berkembang seiring waktu. Sehingga, menyimpan aset di instrumen investasi dianggap jauh lebih ideal daripada sekadar ditabung di rekening bank.
Hanya saja, sebelum memutuskan untuk berinvestasi, Anda perlu memahami seluk beluknya terlebih dulu. Khususnya jika tertarik untuk menanam modal di instrumen investasi berisiko tinggi seperti saham, Anda tidak hanya harus mengerti tentang pengertiannya, tapi keunggulan dan kekurangan saham juga perlu dipahami. Hal ini dikarenakan saham termasuk sebagai salah satu instrumen investasi yang cukup populer di kalangan para pemilik modal.
Lalu, apa sebenarnya definisi dari saham sendiri? Selain itu, apa saja keunggulan dan risiko investasi saham yang penting untuk dipahami oleh semua investor? Nah, jika kamu ingin tahu jawabannya, simak penjelasan tentang pengertian saham, keuntungan, hingga risikonya berikut ini.
Apa Itu Saham?
Pada dasarnya, saham bisa diartikan sebagai suatu tanda penyertaan atas modal seseorang maupun badan usaha terhadap sebuah perusahaan maupun Perseroan Terbatas. Melalui aktivitas penyertaan modal tersebut, pihak yang bersangkutan dianggap mempunyai klaim atau hak terhadap pendapatan perusahaan, termasuk aset serta berhak menghadiri RUPS atau Rapat Umum Pemegang Saham.
Di bursa atau pasar sekunder, maupun pada aktivitas perdagangan atau transaksi saham harian, nilai dari saham pasti mengalami fluktuasi atau pergerakan. Fluktuasi dari harga saham ini bisa naik atau turun, tergantung dari sejumlah faktor yang mempengaruhinya. Contoh faktor yang mempengaruhi pembentukan nilai saham tersebut adalah tingkat penawaran dan permintaan atas saham yang bersangkutan pada pasar.
Tingkat penawaran dan permintaan terhadap sebuah saham dipengaruhi oleh sejumlah hal lain. Misalnya, sesuatu yang bersifat spesifik dan berhubungan dengan saham yang bersangkutan, seperti kinerja perusahaan serta industri di mana perusahaan beroperasi.
Selain itu, faktor yang bersifat makro dan eksternal juga bisa turut mempengaruhi harga sebuah saham perusahaan. Contoh faktor eksternal ini adalah perkembangan dari tingkat suku bunga, nilai tukar, inflasi, sampai beragam faktor di luar ekonomi semisal situasi politik dan sosial.
Keuntungan Investasi Saham
Sebagai salah satu instrumen investasi favorit dan sering dijadikan pilihan oleh investor dalam menanam modal, ada beragam keuntungan investasi saham yang penting untuk Anda ketahui. Berikut beberapa keunggulan dari mempunyai saham pada portofolio investasi.
- Berpeluang Mendapat Dividen
Bagi yang belum tahu, dividen adalah suatu bentuk atau bagian keuntungan dari perusahaan yang diberikan pada para pemilik saham melalui perhitungan tertentu. Jumlah atau nominal dividen yang diberikan tersebut pun diusulkan oleh pihak Dewan Direksi dari perusahaan yang bersangkutan.
Apabila disetujui pada RUPS, para pemilik saham berkesempatan untuk bisa mendapatkan dividen sebagai bagian dari keuntungan investasi tersebut. Meski begitu, perlu dipahami jika tidak semua perusahaan atau saham memberikan dividen.
- Mampu Mendapatkan Capital Gain
Selain melalui dividen, investor saham juga bisa mendapatkan keuntungan dari capital gain. Maksud dari istilah capital gain sendiri adalah keuntungan yang diperoleh investor saat menjual saham yang dimilikinya dengan harga atau nilai lebih tinggi dibanding harga pembeliannya. Saham yang termasuk sebagai aset likuid bisa diperjualbelikan pada bursa atau pasar sekunder.
Kekurangan dan Risiko Investasi Saham
Walaupun mampu memberi sederet keuntungan di atas, investasi saham juga memiliki sejumlah risiko dan kekurangan, antara lain:
- Tak Selalu Memberi Dividen
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, perusahaan tak selalu memberi dividen pada pemilik saham. Biasanya, pembagian dividen ini dilakukan hanya saat kinerja perusahaan sedang membaik, dan pengambilan keputusan tersebut disetujui oleh pihak Dewan Direksinya. Sebaliknya, jika perusahaan merugi, dividen tentu biasanya tidak akan diberikan pada pemilik saham demi menjaga kondisi keuangannya.
- Risiko Capital Loss
Kebalikan dari capital gain, capital loss adalah kondisi di mana investor harus menjual saham dengan harga lebih rendah dibanding harga belinya. Hal ini tentu membuat modal investasinya menurun dan menimbulkan kerugian.
- Potensi Masalah Likuidasi
Terakhir, risiko likuidasi atau pencairan saham menjadi dana tunai bisa terjadi saat emiten mengalami kebangkrutan atau dilikuidasi. Dalam kondisi tersebut, emiten biasanya harus memenuhi segala kewajibannya yang lebih penting baru memenuhi tanggung jawab terhadap para pemilik sahamnya. Dalam skenario terburuk, saat perusahaan tak lagi mempunyai sisa aktiva, pemilik saham berisiko tak mendapat ganti rugi apa pun atas saham yang dimilikinya.
Merupakan Instrumen High Risk High Return, Bijaklah Berinvestasi Saham
Sebagai salah satu instrumen investasi konvensional andalan, saham wajib untuk dipahami oleh semua investor. Termasuk sebagai instrumen berisiko tinggi, saham juga berpeluang memberi potensi keuntungan yang tak kalah tingginya. Karenanya, Anda perlu menyiasati risiko investasi saham ini dengan strategi yang tepat, misalnya diversifikasi dan menanam modal untuk jangka panjang.