Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Melihat Sejarah Toyota di Museum Industri dan Teknologi di Nagoya, Berawal dari Alat Tenun

Siapa yang menyangka, raksasa otomotif dunia Toyota dulunya ternyata berawal dari usaha tekstil di negeri asalnya Jepang

Editor: Sanusi
zoom-in Melihat Sejarah Toyota di Museum Industri dan Teknologi di Nagoya, Berawal dari Alat Tenun
Tribunnews.com
Museum Industri dan Teknologi Toyota di Nagoya, Jepang 

TRIBUNNEWS.COM, NAGOYA - Siapa yang menyangka, raksasa otomotif dunia Toyota dulunya ternyata berawal dari usaha tekstil di negeri asalnya Jepang. Sakichi Toyoda adalah pendirinya.

Tapi dari Sakichi Toyoda, Toyota kini menjadi raksasa industri otomotif. Sejarah perjalanan tersebut terekam di Museum Industri dan Teknologi Toyota di Nagoya, Jepang.

Tribun dan media lain berkesempatan mengunjungi museum tersebut bersama rombongan dari Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).

Baca juga: Toyota Gebrak Pameran Otomotif JMS di Jepang Lewat Perilisan Land Cruiser BEV

Saat memasuki area museum. Pengunjung akan disambut dengan dua paviliun. Satu paviliun akan menampilkan alat-alat tekstil, dan paviliun yang lain adalah area otomotif. Uniknya, semua alat di paviliun alat tenun masih berfungsi.

alat tenun di museum Industri dan Teknologi Toyota di Nagoya, Jepang
alat tenun di museum Industri dan Teknologi Toyota di Nagoya, Jepang (Tribunnews.com)

Petugas di museum juga dengan sabar menunjukkan bagaimana caranya sebuah mesin perajut bekerja menghasilkan kain dari kumparan benang tradisional.

Sementara, di paviliun khusus area otomotif, terdapat sejumlah unit kendaraan yang diproduksi pertama kali oleh Toyota. Mulai model A1 yang diproduksi pada 1935, Corolla pertama tahun 1966, Celica tahun 1970, hingga Camry tahun 1972.

Celica 1970 di Museum Industri dan Teknologi Toyota di Nagoya, Jepang.
Celica 1970 di Museum Industri dan Teknologi Toyota di Nagoya, Jepang. (Tribunnews.com)

Kondisi mobil yang ada museum tersebut masih terawat.

Berita Rekomendasi

Selain itu, area otomotif juga dilengkapi dengan alat produksi yang dilengkapi tombol. Jika tombol tersebut ditekan, makan alat tersebut langsung mendemonstrasikan bagaimana ia bekerja.

Camry 1982 di Museum Industri dan Teknologi Toyota di Nagoya, Jepang.
Camry 1982 di Museum Industri dan Teknologi Toyota di Nagoya, Jepang. (Tribunnews.com)

Di akhir tur, pengunjung bisa membeli merchandise Toyota dengan harga terjangkau.

Untuk yang tertarik mengunjungi Museum Industri dan Teknologi Toyota, tiket masuknya 500 Yen per orang.

Corolla 1966 di Museum Industri dan Teknologi Toyota di Nagoya, Jepang.
Corolla 1966 di Museum Industri dan Teknologi Toyota di Nagoya, Jepang. (Tribunnews.com)

Sejarah berdirinya Toyota

Sakichi Toyoda lahir pada 1867 di Yamaguchi Fuchinogori Totoumino-kuni (sekarang daerah tersebut bernama Shizouka Ken).

Pada 1887, karena kecintaan terhadap ibunya yang bekerja dengan mesin tenun hingga larut malam. Sakichi berpikir, seharusnya alat tenun tradisional, bisa diubah menjadi alat tenun yang bekerja secara otomatis.

Singkat cerita, Sakichi menciptakan mesin tenun yang mampu meminimalisir kesalahan dengan sistem otomatis. Jadi mesin itu bisa menghentikan produksi jika terjadi kesalahan pada pola, sehingga kapasitas produksi semakin meningkat.

Sakichi kemudian menjual paten mesinnya ke sebuah perusahaan Inggris. Uang hasil penjualan tersebut ia gunakan untuk membantu putranya, yaitu Kiichiro Toyoda mendirikan sebuah perusahaan bernama Toyota.

Dikutip dari laman resmi Gaikindo, pendiri Toyota adalah Kiichiro Toyoda, anak tertua dari Sakichi Toyoda.

Usai lulus dari universitas, Kiichiro pun bergabung dengan perusahaan milik keluarga, Toyoda Automatic Loom Works Ltd yang kemudian menjadi Toyota Industries Corporation.

Sebelum Sakichi Toyoda wafat, ia berpesan pada anaknya untuk melanjutkan bisnis tersebut. Walau begitu, Kiichiro Toyoda rupanya lebih menyukai industri otomotif, yang ketika itu dianggap sebagai keputusan penuh risiko. Sebab belum banyak perusahaan Jepang yang terjun dalam bidang tersebut.

Rencana Kiichiro Toyoda yang bakal memproduksi kendaraan di dalam negeri ternyata langsung mendapat dukungan dari pemerintah Jepang.

Maka pada 1929 ia pergi ke Eropa dan Amerika Serikat (AS) untuk mempelajari serta mengambil inspirasi untuk mengembangkan industri otomotif. Berkali-kali ia keluar masuk pabrik di Detroit dan mempelajari tiap sudut mobil-mobil Chevrolet maupun Ford, sebelum membuat sendiri mobil yang telah lama ia idamkan.

Sepulangnya dari mancanegara, sebuah mobil bernama Model A1 akhirnya tercipta pada 1935.

Ada cerita menarik saat Toyota A1 ini berhasil dibuat. Kiichiro Toyoda, langsung mengendarai mobil ini untuk berziarah ke makam ayahnya. Alasannya karena sang ayah yang memberikan Toyoda modal awal buat mendirikan pabrik mobil Toyota.

Saat itu Toyoda ingin membuktikan kepada sang ayah sudah kalau dia sudah sukses membuat sebuah mobil.

Toyota A1 adalah prototipe mobil pertama yang dikembangkan oleh pendiri Toyota Motor Corporation, Kiichiro Toyoda
Toyota A1 adalah prototipe mobil pertama yang dikembangkan oleh pendiri Toyota Motor Corporation, Kiichiro Toyoda (Tribunnews.com)

Setelah berhasil merakit Toyota A1, Toyota kemudian menyempurnakan desain mobil ini dan akhirnya memproduksinya secara massal dengan nama Toyota AA (sedan) dan Toyota AB (convertible) pada tahun 1936.

Tak lama berselang, Kiichiro Toyoda pun mulai mendirikan Toyota Motor Company, sebagai anak perusahaan Toyoda Automatic Loom Works. Nama ‘Toyota’ sengaja dipilih karena dianggap punya keberuntungan lebih baik dan lebih mudah ditulis dalam huruf Jepang.

Setelah kematian Kiichiro Toyoda tahun 1952, perusahaan makin gencar memproduksi mobil dan mulai mengekspor ke negara-negara di dunia. Laman Britannica mencatat, pada 1966 Toyota mulai mengakuisisi perusahaan bus dan truk besar Hino, Nippon Denso, juga Daihatsu Motor Company.

Hingga tahun 1970-an, Toyota disebut telah berhasil menjual lebih dari satu juta kendaraan secara global.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas