Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Melemah di Akhir Pekan, Menuju Level Rp16.000
Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan cukup dalam, saat ini rupiah di level Rp15.938 pada Jumat
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan cukup dalam, saat ini rupiah di level Rp15.938 pada Jumat (27/10/2023).
Jika dicermati lebih detail, nilai tukar mata uang Garuda melemah 19 poin.
Di mana sebelumnya pada kemarin (26/10/2023), nilai tukar rupiah juga di level Rp15.917.
Baca juga: China akan Terbitkan Surat Utang 137 Miliar Dolar AS untuk Topang Perekonomian
Fluktuasi nilai tukar mata uang Garuda terdampak indeks dolar AS yang masih menguat yang disebabkan sentimen ekspektasi bahwa suku bunga Bank Sentral AS alias The Fed, yang kini masih berada di level tinggi dan belum akan segera berakhir.
Selain itu, konflik di Timur Tengah antara Israel-Palestina juga menjadi salah satu sentimen yang membuat indeks dolar menguat.
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam posisi yang relatif baik depresiasinya (penurunan).
Bendahara negara RI mengatakan, pergerakan nilai tukar rupiah secara year to date (ytd) mengalami depresiasi 0,7 persen.
"Jadi penyebabnya mungkin bukan rupiahnya, tapi dolarnya yang menguat. Dolar AS dengan interest rate yang tinggi memang kita lihat itu mengalami kenaikan 2,7 ytd. Ini yang menggambarkan bahwa secara relatif dolar yang menguat," ujarnya, Rabu (25/10/2023).
Sri Mulyani mengatakan, dolar AS memang mengalami penguatan sehingga banyak mata uang yang melemah dibandingkan dengan dolar AS.
Baca juga: Sri Mulyani Ingatkan Nilai Tukar Rupiah Berpotensi Goyah Imbas Gejolak Ekonomi Global
Dia turut membandingkan negara tetangga seperti Filipina, Vietnam bahkan Thailand yang mengalami depresiasi cukup dalam.
"Kita lihat negara tetangga kita Filipina, Vietnam, Thailand, baht dan Korean won bahkan Malaysia Rupee semuanya mengalami depresiasi yang cukup dalam," ucap dia.
"Dalam hal ini Indonesia mengalami depresiasi ytd 0,7 persen adalah karena dolar yang cenderung sangat menguat," sambungnya.