Pertamina Segera Pasarkan Produk Bioavtur ke Pasar Aviasi Domestik dan Internasional
Pertamina SAF atau bioavtur ini akan diluncurkan melalui misi kolaboratif antara Pertamina dan penerbangan komersial Garuda Indonesia.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) tengah melakukan pengembangan produk Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bahan bakar aviasi dengan campuran kandungan energi terbarukan, salah satu komponennya adalah minyak sawit.
Hari ini, Jumat (27/10), Pertamina SAF atau bioavtur ini akan diluncurkan melalui misi kolaboratif antara Pertamina dan penerbangan komersial Garuda Indonesia.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan, pengembangan SAF merupakan salah satu upaya Pertamina dalam transisi energi khususnya di bisnis aviasi, sekaligus mendukung pencapaian target Net Zero Emission (NZE) 2060.
Baca juga: Garuda Indonesia Rampungkan Uji Coba Pengunaan Bioavtur, Begini Hasilnya
Pertamina SAF merupakan bahan bakar ramah lingkungan, yang menggunakan campuran komponen minyak sawit dalam formula SAF sehingga dapat mengurangi emisi gas buang pesawat terbang.
Nantinya SAF akan dipasarkan melalui PT Pertamina Patra Niaga untuk industri aviasi di Indonesia dan tidak menutup kemungkinan kepada pasar aviasi internasional.
“Keberhasilan Pertamina memproduksi SAF menjadi yang pertama di Regional Asia Tenggara. Pertamina SAF diproyeksikan menjadi produk ramah lingkungan yang dapat segera dipasarkan kepada pelaku bisnis penerbangan (Airliner),” jelas Nicke dalam pernyataannya, Jumat (27/10/2023).
Setelah melalui serangkaian tahap pengembangan dan uji coba kehandalan SAF, pada hari ini, Jumat (27/10), Pertamina bersinergi dengan sesama BUMN Garuda Indonesia akan melaksanakan kegiatan penerbangan dari Bandara Internasional Soekarno - Hatta menuju Bandara Internasional Adi Soemarmo menggunakan bahan bakar Pertamina SAF.
Melalui implementasi penerbangan komersial ini, masyarakat dapat merasakan manfaat penggunaan energi terbarukan yang sama kualitasnya dengan energi fosil.
Untuk mempersiapkan penerbangan tersebut, Pertamina melakukan pengisian SAF melalui Soekarno-Hatta Fuel Terminal and Hydrant Installation (SHAFTHI), di Cengkareng, pada Kamis (26/10).
Pengisian SAF juga akan dilakukan melalui Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Adi Soemarmo (Surakarta) sebelum armada kembali ke Soekarno-Hatta sore ini.
Pertamina SAF juga telah melalui uji terbang yang dilaksanakan pada 4 Oktober 2023, SAF telah melalui tahapan ground round dan flight test pada pesawat komersial berjenis Boeing 737-800 NG dengan nomor registrasi PK-GFX, milik maskapai Garuda Indonesia.
Baca juga: Pertamina Kembangkan Teknologi Diesel Biohidrokarbon dan Bioavtur
Uji terbang dilakukan selama 60 menit, dengan melintasi area udara Pelabuhan Ratu.
Pertamina SAF merupakan hasil inovasi dan kolaborasi antara subholding Pertamina. Melalui fasilitas Green Refinery PT Kilang Pertamina Internasional di Kilang Cilacap, SAF menggunakan metode co-processing Hydrotreated Esters and Fatty Acids (HEFA), dan sesuai standar internasional.
SAF memiliki banyak keunggulan salah satunya emisi yang lebih rendah dibandingkan bahan bakar berbasis fosil pada umumnya.
Penggunaan bahan bakar ramah lingkungan pada industri penerbangan, nantinya juga akan diwajibkan di tahun 2026 sesuai Framework CORSIA (Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation) dari International Civil Aviation Organization, di mana regulasi tersebut pada tahun ini masih pada fase Voluntary Pilot Phase.
“Dengan mengembangkan bahan bakar hijau, kami bertekad untuk menjalankan mandat dalam kedaulatan energi dan memenuhi kebutuhan Indonesia. Salah satunya dengan produk SAF ini, sebagai masa depan bagi industri aviasi,” pungkas Nicke.