TMMIN: Bisnis Forum Indonesia-Jepang Bantu Industri Komponen Nasional Perluas Pasar Ekspor
Bisnis forum Indonesia - Jepang bisa dijadikan sebagai wadah untuk transfer teknologi untuk industri komponen dan memperluas pasar ekspor.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, NAGOYA - Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam berharap acara Indonesia-Japan The 2nd Autoparts Business Forum di Nagoya Garden Space, Nagoya, Jepang, digelar Jumat (27/10/2023) bisa dijadikan sebagai wadah untuk transfer teknologi untuk industri komponen dan memperluas pasar ekspor.
"Kedepannya kita berharap kerjasama ini bisa semakin erat dilakukan dalam rangka untuk transfer teknologi juga. Kemudian bagaimana ada kerjasama antara pemasok kita baik yang ada di Jepang maupun yang ada di Indonesia untuk meningkatkan daya saing," ujar Bob, Jumat (27/10/2023).
Bob juga mengatakan, bisnis forum tersebut juga bisa juga memperluas tidak hanya pasar dalam negeri di Indonesia tapi juga pasar ekspor.
Baca juga: TMMIN: Bisnis Forum Indonesia-Jepang Penting untuk Dorong Daya Saing Industri Komponen
"Sehingga nanti para pemasok kita yang juga disuplai oleh UMKM kita itu bisa membantu pemasaran produk-produk UMKM ke pasar ekspor. Jadi fungsi mereka tuh sebagai hub untuk ekspor dari UMKM ke pasar internasional," katanya.
Baca juga: Toyota Bakal Bangun Pabrik Baterai EV di Indonesia, Kemenperin: Masih Studi, untuk Kendaraan Hybrid
Indonesia-Japan The 2nd Autoparts Business Forum di Nagoya Garden Space, Nagoya, Jepang, digelar untuk memperingati 65 tahun hubungan Indonesia-Jepang. Hadir dalam acara ini Dubes RI untuk Jepang Heri Akhmadi, Dirjen Industri Logam Mesin Alat Transformasi dan Elektronik (Ilmate) Kementerian Perindustrian Taufik Bawazier dan Deputi Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti.
Hadir juga Wakil Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam, Ketua Gabungan Alat Industri Mobil dan Motor (GIAMM) Hamdhani Salim, Managing Executive Officer MUFG Masasi Onodera.
Apa itu Bisnis forum?
Aktivitas the 2nd Auto Parts Business Forum ini merupakan kelanjutan dari aktivitas pertama yang telah berlangsung di tahun sebelumnya. Indonesia-Japan Auto Parts Business Forum merupakan acara yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia dan didukung oleh Konsul Kehormatan Republik Indonesia di Nagoya, Jepang yang bertujuan untuk menjembatani perusahaan komponen otomotif skala kecil dan menengah di Indonesia dengan perusahaan produksi besar di Jepang. Perusahaan rantai pasok di Indonesia diharapkan dapat menjadi bagian penting dalam rantai pasok industri otomotif global.
Penguatan rantai pasok lokal nyatanya menjadi sokongan bagi daya saing industri otomotif nasional yang kuat. Saat ini supply chain otomotif menjadi pilar industri, mengingat ada 300 ribu SDM yang berada di bawahnya. Melalui aktivitas ini, TMMIN akan membawa 29 perusahaan rantai pasok tier 1-2, TMMIN sendiri menaungi lebih dari 205 supplier di tier 1-2, sebagai pembuka jalan dan menjembatani kerjasama yang nantinya akan terbuka melalui aktivitas business forum ini dengan kemudahan untuk mengakses pasar internasional lebih mudah.
65 Tahun Hubungan Bilateral dan Komitmen di Masa Depan
Hubungan bilateral antara Indonesia – Jepang selama lebih dari 6 dekade, Jepang tidak hanya mendonorkan investasi bahkan selama 10 tahun terakhir menjadi salah satu investor terbesar, Tercatat, berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi otomotif asal Jepang mencapai 525,48 juta dolar AS sepanjang semester I 2023, dari total investasi otomotif sebesar 744,43 juta dolar AS.
Di tengah berbagai tantangan situasi dan kondisi ekonomi di Indonesia dimulai dari peristiwa malari 1974, krisis ekonomi moneter di tahun 1998, dan ketidakpastian situasi ekonomi global saat ini pengembangan industri otomotif tetap komit dilakukan. Industri otomotif menjadi investasi Jepang sejak awal untuk Indonesia. Indonesia pun menorehkan prestasi neraca dagang positif sebagai pengekspor produk otomotif sebagai produk berteknologi tinggi yang nilainya lebih dari 7 miliar dolar AS. Selain itu, investasi yang diberikan juga merambah pada pengembangan kapabilitas SDM yang menjadi elemen penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional.