Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Karena El Nino Bikin Produksi Beras Turun, Pabrik Penggilingan Padi Turun 40 Persen

Fenomena El Nino yang menyebabkan kekeringan di sejumlah daerah di Indonesia menyebabkan penggilingan padi menutup operasinya.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Karena El Nino Bikin Produksi Beras Turun, Pabrik Penggilingan Padi Turun 40 Persen
TRIBUN JATENG/PUTHUT DWI PUTRANTO
Ilustrasi: Buruh tani memasukkan gabah yang telah dikeringkan ke dalam sak di tempat penggilingan padi, Kecamatan Dempet, Kabupaten Demak, Jawa Tengah 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fenomena El Nino yang menyebabkan kekeringan di sejumlah daerah di Indonesia menyebabkan penggilingan padi menutup operasinya.

Para petani tidak bisa menanam padi karena sawah mereka kekurangan air, akibatnya mesin-mesin penggilingan padi tidak digunakan.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Ali Muso.

Baca juga: Harga Beras Super di Jateng Melandai Jadi Rp15.300 Per Kg, Simak Update Harga Pangan 1 November 2023

Sutarto mengungkapkan, paling tidak saat ini sudah sebanyak 40 persen penggilingan di tanah air yang menghentikan usahanya.

Penutupan usahanya itu dilakukan lantaran para pengusaha tidak bisa berproduksi atau menggiling gabahnya karena stoknya yang kosong.

"Kondisi sekarang ini kan memang suplai gabah itu rendah dari tingkat kebutuhan penggilangan padi pada umumnya sehingga kemarin dilaporkan di rapat kerja nasional di Solo, mereka penggilingan padi melaporkan sebagian mereka berhenti.

Banyak yang sudah tidak aktif ada yang mengatakan 40 persen tidak aktif," ujarnya kepada media di Jakarta, Rabu (1/11/2023).

Berita Rekomendasi

Ali Muso menyebutkan, mayoritas pengusaha penggilingan padi yang tutup ada di sekitar pulau Jawa seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah hingga Lampung.

Sementara pengusaha penggilingan padi yang masih bisa bertahan adalah mereka yang sudah berkontrak langsung ke petani.

"Mereka yang sudah punya komitmen kerja sama dengan petani biasanya mereka masih bertahan meskipun volume kegiatannya turun.

Baca juga: Kepala Bapanas Minta Stok Cadangan Beras Pemerintah Diperkuat Lewat Produksi Nasional

Saya baru saja dari penggilingan padi di Boyolali, memang ada penggilingan yang bisa jalan terus.

Saya tanya kenapa bisa jalan terus, ternyata kerjasama dengan petani," ungkapnya.

Ali Muso menuturkan, penutupan usaha penggilingan tersebut ini tak terlepas dari efek kemarau panjang El Nino yang membuat penurunan produksi akan beras turun.

BPS mencatat, sepanjang tahun ini penurunan produksi beras di Tanah Air mencapai 2,05 persen.

"Iya (gabah kosong), tapi ini musiman ditambah lagi ada El nino sehingga terasa yang tadinya bisa tanam jadi tidak bisa tanam. Akan lebih panjang pacekliknya dan ini bisa jadi sampai sampai April baru panen lagi," kata Ali Muso.

Harga Beras Penggilingan Melonjak

Akibat makin langkanya panen, harga beras pun jadi melonjak.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan harga gabah dan beras pada bulan Oktober 2023 naik hingga 27 persen dibandingkan Oktober 2022.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini memaparkan, harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani pada bulan Oktober 2023 naik 5,16 persen secara bulanan dan sebesar 27,95 persen secara tahunan.

"Kemudian Gabah Kering Giling (GKG) meningkat 4,29 persen secara bulanan dan sebesar 30,77 persen secara tahunan," ujar Pudji di Jakarta, Rabu (1/11/2023).

BPS mencatat rata-rata harga GKP di tingkat petani Rp6.851,00 per kg dan di tingkat penggilingan Rp6.995,00 per kg pada Oktober 2023.

"Rata-rata harga GKG di tingkat petani Rp7.703,00 per kg dan di tingkat penggilingan Rp7.818,00 per kg," tambahnya.

Sedangkan, Harga gabah luar kualitas di tingkat petani Rp6.221,00 per kg dan di tingkat penggilingan Rp6.353,00 per kg.

Dibandingkan Oktober 2022, rata-rata harga gabah pada Oktober 2023 di tingkat petani untuk kualitas GKP, GKG, dan gabah luar kualitas masing-masing naik sebesar 27,95 persen, 30,77 persen, dan 28,37 persen.

"Di tingkat penggilingan, rata-rata harga gabah pada Oktober 2023 dibandingkan Oktober 2022 untuk kualitas GKP, GKG, dan gabah luar kualitas masing-masing naik sebesar 27,76 persen, 30,17 persen, dan 28,33 persen," imbuh Pudhji.

Kondisi ini ditengarai menjadi penyebab rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp13.372,00 per kg, naik sebesar 3,65 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Lalu, beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp13.012,00 per kg atau naik sebesar 2,57 persen.

"Dan rata-rata harga beras luar kualitas di penggilingan sebesar Rp12.381,00 per kg atau naik sebesar 5,41 persen," terangnya.

Ia memaparkan, rata-rata harga beras di penggilingan pada Oktober 2023 jika dibandingkan dengan Oktober 2022, untuk kualitas premium, medium, dan luar kualitas masing-masing naik sebesar 28,54 persen; 29,55 persen; dan 30,11 persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas