Maskapai Minta Tarif Batas Atas Pesawat Dihapus, Citilink: Tidak Otomatis Harga Tiket Mahal
Maskapai mengusulkan Tarif Batas Atas (TBA) tiket pesawat dihapuskan sehingga nantinya diserahkan pada mekanisme pasar.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Maskapai mengusulkan Tarif Batas Atas (TBA) tiket pesawat dihapuskan sehingga nantinya diserahkan pada mekanisme pasar.
Presiden dan CEO Citilink Dewa Rai menyatakan, pihaknya mendukung penghapusan TBA pesawat. Hanya saja dia juga meminta regulator untuk merefleksikan Tarif Batas Bawah (TBB) yang perlu diatur.
Bahkan, menurut Dewa, penghapusan TBA pesawat itu bukan berarti maskapai semena-mena bakal menaikkan harga tiket pesawat.
Baca juga: Menhub Budi Bakal Turunkan Tarif Batas Atas Tiket Pesawat Untuk Rute Tertentu
"Kami sih mengharapkan itu artinya mekanisme pasar tidak berarti kita akan menaikkan harga tiket itu semena-mena. Artinya tetap saja namanya mekanisme pasar tetap harus ada supply-demand," ujar Dewa.
"Kalau supply nya berlebih tentunya kita akan menyesuaikan harganya karena kita begitu supply itu berlebih pasti harga akan bersaing asal memang TBB nya emang tetap harus di atur," imbuhnya.
Sementara Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, penghapusan TBA pesawat itu justru menciptakan pilihan lain bagi masyarakat untuk menggunakan transportasi.
"Tapi biarkan pasar yang memilih yang penting buat kita bahwa publik masyarakat dapat pilihan. Pilihan itu antara maskapai, kalau naik pesawat mahal ya naik kereta," jelasnya.
Baca juga: KAI Berlakukan Tarif Reduksi, Lansia hingga TNI-Polri Bisa Kaim Diskon Tiket 50 Persen, Ini Caranya
Namun di sisi lain, Irfan juga menilai bahwa dampak penghapusan TBA itu tak berdampak signifikan pada jumlah penumpang khususnya yang menggunakan transportasi udara.
Pasalnya, dari total 275 juta penduduk Indonesia hanya 5 juta orang yang menggunakan pesawat sebagai alat transportasi.
"Harga tiket pesawat dampaknya tidak banyak buat warga kita, sekitar 5 juta penduduk dibanding keseluruhan lainnya. Menurut saya, sebaiknya biarkan pasar yang memilih," ungkapnya.