Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Panen Raya Mundur ke Mei-Juni 2024, Ini Tanggapan Bapanas

Panen raya padi pada tahun depan kemungkinan mundur hingga Mei dan Juni.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Panen Raya Mundur ke Mei-Juni 2024, Ini Tanggapan Bapanas
TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/GAN
Buruh tani mengangkut karung berisi gabah yang sudah dirontokan melalui proses mekamis pada panen padi di kawasan Mengger, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Panen raya padi pada tahun depan kemungkinan mundur hingga Mei dan Juni. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panen raya padi pada tahun depan kemungkinan mundur hingga Mei dan Juni.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, panen raya mundur disebabkan masa tanam yang terlambat akibat kemarau.

"Jadi 70 persen untuk tanaman padi itu ada di semester pertama, lalu semester kedua itu sisa panen," kata Arief dalam keterangannya, Senin (13/11/2023).

Baca juga: Kepala Bapanas: Impor Beras Dilakukan Terukur Demi Jaga Harga di Tingkat Petani

"Dengan itu, semester pertama panen harus berhasil, mulai dari bibitnya, benihnya, dan sumber airnya," lanjutnya.

Ia mengaku tetap optimis produksi dalam negeri dapat memperkuat stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Di kawasan ASEAN, kata dia, produksi beras Indonesia termasuk yang terbesar. Menurut dia, saat ini yang harus dikejar itu adalah gap (jarak) antara produksi dan konsumsi.

Berita Rekomendasi

"Gap kita tahun 2022 sekitar 1,3 juta ton. Kalau dengan kebutuhan konsumsi nasional tahun ini sekitar 30 juta ton, sebaiknya produksi dalam negeri terus kita genjot,” ujar Arief.

Menukil data USDA (The U.S. Department of Agriculture) tahun 2022, Indonesia termasuk produsen beras terbesar ke-4 di dunia setelah China, India, dan Bangladesh.

Produksi beras Indonesia di 2022 tercatat sebesar 31,5 juta ton sementara konsumsi selama 2022 sebesar 30,1 juta ton.

Baca juga: Bulog Targetkan 1 Juta Ton Beras Impor Tiba Akhir Tahun 2023

Dengan ini masih ada gap surplus antara produksi dan konsumsi di 1,3 juta ton.

Sebagai informasi, situasi harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) menunjukan adanya tren penurunan.

Pada 1 Oktober harga beras medium (IR 64 III) berada di angka Rp 11.331 per kg.

Ini mengalami penurunan 332 poin pada harga per 9 November yang tercatat berada di Rp10.999 per kg dengan jumlah stok beras sebesar 32.047 ton.

Sementara pantauan harga beras di tingkat konsumen sesuai Panel Harga Pangan Bapanas juga terlihat tren penurunan harga.

Pada 1 Oktober tercatat harga rata-rata semua provinsi untuk beras medium berada di angka Rp 13.220 per kg. Ini mengalami depresiasi 50 poin pada 12 November menjadi Rp 13.170 per kg.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas