Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun Bisnis

PLTS Terapung Cirata Diklaim Sanggup Kurangi 214 Ribu Ton Emisi Karbon Per Tahun

PLTS Terapung Cirata mampu menjadi etalase percepatan transisi energi dalam mendukung pencapaian menuju Net Zero Emissions di tahun 2060.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
zoom-in PLTS Terapung Cirata Diklaim Sanggup Kurangi 214 Ribu Ton Emisi Karbon Per Tahun
istimewa
PLTS Terapung Cirata 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT PLN (Persero) menyebut Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata mampu menjadi etalase percepatan transisi energi dalam mendukung pencapaian menuju Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060.

PLTS terbesar di Asia Tenggara dan nomor tiga di dunia ini, mampu mengurangi emisi karbon sebesar 214 ribu ton per tahun.

PLTS Terapung Cirata merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) hasil kolaborasi dua negara yakni Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA), yang melibatkan subholding PLN Nusantara Power dengan Masdar.

Dibangun di atas permukaan air waduk Cirata, PLTS seluas 200 hektare ini mampu memproduksi energi hijau berkapasitas 192 Megawatt peak (MWp) untuk menyuplai listrik bagi 50 ribu rumah.

Luasan Waduk Cirata ini lebih dari 6.200 hektare, kapasitas produksi PLTS Terapung Cirata bisa dioptimalkan hingga 1,2 Gigawatt peak (GWp).

Pengembangan pembangkit solar PV skala besar ini bisa menjadi daya tarik industri untuk membuat bahan baku solar PV.

Berita Rekomendasi

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, pembangunan PLTS Terapung Cirata menjadi langkah nyata PLN dalam mendukung pemerintah melakukan transisi energi.

Baca juga: Pemerintah Diminta Maksimalkan Potensi Waduk untuk PLTS Terapung

PLN mengembangkan green enabling transmission line dan smart grid yang merupakan bagian dari skema ARED (Accelerating Renewable Energy Development) di PLTS ini sehingga mampu menyuplai listrik dari sumber EBT yang terpisah dan terisolir menuju pusat demand listrik di perkotaan.

"Listrik dari PLTS Apung Cirata ini adalah 20 kilovolt (kV) yang kemudian kami sambungkan di gardu induk, yang kemudian diubah menjadi 150 kV dan langsung masuk ke transmisi Jawa-Bali," papar Darmawan dalam keterangannya, dikutip (13/11/2023).

"Artinya, ini akan dikonsumsi baik itu oleh rumah tangga maupun oleh industri," sambungnya.

Baca juga: Diresmikan Presiden Jokowi, Ini Profil PLTS Terapung Terbesar di Asia Tenggara

Darmawan menegaskan, perusahaannya berkomitmen mengakselerasi transisi energi dengan meningkatkan bauran EBT hingga 75 persen atau setara dengan 61 GW sampai tahun 2040.

Melalui ARED, pihaknya menargetkan penambahan bauran EBT secara signifikan di sistem PLN, yakni dari hidropower sebesar 25,3 GW, panas bumi sebesar 6,7 GW, serta surya dan angin sebesar 28 GW.

Baca juga: Wika Beton Segera Operasikan 2 Pabrik Baru Bertenaga PLTS Atap di Bogor dan Majalengka

"Transisi energi ini sangat penting bagi Indonesia untuk menjaga momentum pembangunan ekonomi yang pesat, mempercepat pertumbuhan, membangun kapasitas nasional, menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan pada saat yang sama, menjaga lingkungan," pungkas Darmawan.

Direktur Utama PLN Nusantara Power (NP) Rully Firmansyah merinci PLTS Terapung Cirata 193 MWp ini dapat untuk melistriki sebanyak 50 ribu rumah dengan asumsi perumah 15 kwh/ hari.

Selain itu, akan berkontribusi mengurangi emisi karbon sebesar 586,3 ton perhari.

“Jadi dalam setahun akan mengurangi emisi karbon sebesar 214 ribu ton pertahun. Ini merupakan komitmen kami untuk menyalurkan listrik yang hijau kepada masyarakat secara berkelanjutan,” ucap Rully.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas