Ditjen Perkeretaapian dan JICA Teken Risalah Penilaian Proyek MRT Koridor Timur-Barat
Pemerintah Indonesia dan JICA menandatangani risalah pembahasan penilaian proyek MRT Koridor Timur-Barat (East–West) fase 1 tahap 1.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Japan International Cooperation Agency (JICA) menandatangani risalah pembahasan penilaian (Minutes of Discussion/MoD of Appraisal Mission) proyek MRT Koridor Timur-Barat (East–West) fase 1 tahap 1 di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta.
Penandatanganan dilakukan langsung oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian Risal Wasal, Direktur Pendanaan Bilateral Bappenas Kurniawan Ariadi, Sekda Provinsi DKI Jakarta Joko Agus Setiono, dan Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat, mewakili pemerintah Indonesia, dengan Chief of Representative Indonesia Office JICA Mr. Yasui Takehiro.
Penandatanganan disaksikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Penjabat (PJ) Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono, dan The Deputy Chief of Mission Embassy of Japan Mr. Nagai Katsuro, di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta.
Budi berharap proyek MRT koridor Timur-Barat dapat berjalan baik dan selesai tepat waktu, sehingga dapat segera dinikmati masyarakat.
“Kita harus konsisten melaksanakan berbagai pembangunan transportasi massal perkotaan berbasis rel seperti MRT, LRT, dan KRL,” ujar Budi dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (14/11/2023).
Dia menyambut baik partisipasi aktif pihak Jepang untuk turut membangun infrastruktur transportasi massal di Indonesia.
“Selain soft loan, diperlukan skema pendanaan kreatif lainnya untuk memenuhi kebutuhan yang belum bisa terpenuhi," tutur Budi.
"Saya berharap akan lebih banyak kerja sama yang terjalin antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Jepang di sektor perkeretaapian,” lanjutnya.
Setelah penandatanganan MoD, Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) akan segera menyelesaikan kelengkapan administrasi dari proyek ini sehingga proses pengembangan MRT timur barat dapat segera dimulai pada 2024.
MRT Jakarta koridor Timur-Barat akan terbentang sepanjang 84,1 km dari Balaraja, Tangerang hingga Cikarang, Bekasi. Pengerjaannya akan terbagi dalam 4 tahap pekerjaan.
Fase 1 tahap 1 di ruas Tomang - Medan Satria sepanjang 30,1 km, fase 1 tahap 2 (Kembangan - Tomang sepanjang 9,2 km), fase 2 timur (Medan Satria - Cikarang sepanjang 20,5 km), dan fase 2 barat (Kembangan Balaraja sepanjang 29,9 km).
MRT Jakarta koridor Timur-Barat akan terintegrasi dengan koridor Utara-Selatan dengan titik temu di Stasiun Thamrin yang saat ini sedang dibangun.
Baca juga: Pengembangan Proyek MRT Koridor Timur-Barat Fase 1 Tahap 1 Ditargetkan Bisa Dimulai 2024
Pada tahap awal pembangunan, Fase 1 Tahap 1 dari MRT Jakarta koridor Timur-Barat akan memiliki 21 stasiun yang terdiri dari 8 stasiun bawah tanah dan 13 stasiun layang.
Selain itu, pada tahap ini juga akan dibangun depot di kawasan Rorotan dengan jalur akses sepanjang 5,9 km.
Tuhiyat mengucapkan terima kasih dan apresiasi sebesar-besarnya kepada Pemerintah Indonesia, Provinsi DKI Jakarta, dan JICA atas dukungannya dalam memajukan sistem transportasi publik modern perkotaan di Jakarta dan sekitarnya.
Baca juga: Pembangunan MRT Jakarta Fase 2A Baru 27 Persen, Kemenhub Pastikan Rampung Sesuai Target
Menurut dia, sistem transportasi publik modern perkotaan terintegrasi berbasis rel tersebut akan mendorong perubahan tata kota.
Ia pun berharap akan semakin banyak masyarakat yang mengutamakan penggunaan kendaraan umum sebagai moda transportasi sehari-hari.