Kinerja Industri Kemasan Nasional Bakal Tembus di Angka 6 Persen, Kemasan Plastik Masih Jadi Favorit
Laju kinerja industri kemasan terus mengalami tren peningkatan. Untuk tahun ini, pertumbuhannya diprediksi mencapai 6 persen.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Laju kinerja industri kemasan terus mengalami tren peningkatan. Untuk tahun ini, pertumbuhannya diprediksi mencapai 6 persen.
Direktur Pengembangan Bisnis Indonesia Packaging Federation (IPF) Ariana Susanti mengungkapkan, meningkatnya kinerja pada sektor tersebut seiring meningkatnya industri pendukung lainnya.
Seperti industri makanan-minuman, elektronika, farmasi, hingga kosmetika.
Baca juga: Gerakan Dauri, Ajak Masyarakat Kumpulkan Sampah Kemasan Minuman Sekali Pakai
Sebagai contoh, keberadaan plastik sangat krusial untuk packaging barang hingga makanan-minuman agar tetap higenis.
Ariana menyebut, omzet industri plastik di Tanah Air diperkirakan telah menembus angka Rp 116 triliun.
"(Industri) kemasan diproyeksikan tumbuh sekitar 4-5 persen, bahkan tadi ada yang bilang 6 persen. Karena kita tumbuh seiring dengan industri penggunanya dalam hal ini adalah industri makanan-minuman yang terbesar. Diproyeksikan omzetnya sekitar mendekati Rp120 triliun, realitanya Rp116 triliun," ungkap Ariana di Jakarta International Expo, Rabu (15/11/2023).
Baca juga: Bahaya BPA Kemasan Plastik pada Kesehatan yang Perlu Diwaspadai
"Sektor ini tumbuh kenapa? karena perubahan gaya hidup dengan adanya e-commerce, adanya gaya hidup sehat dan sebagainya, tentang keamanan pangan," sambungnya.
Ariana pun beharap, industri harus mampu memenuhi permintaan pasar yang dinilai cukup besar dari waktu ke waktu.
Sebagai informasi, dari sekian banyaknya macam kemasan, jenis plastik merupakan yang paling favorit. Di bawah plastik, terdapat jenis seperti karton, kaleng, dan jenis material lainnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan konsumsi plastik di Indonesia mencapai 22,5 kilogram per kapita pada 2022.
Direktur Industri Kimia Hilir dan Farmasi Kemenperin, Saiful Bahri mengungkapkan, tingginya konsumsi plastik nasional seiring adanya peningkatan pada industri-industri lainnya.
Menurut Saiful, kehidupan sekarang tidak lepas dari plastik, seluruh struktur kehidupan pasti menggunakan plastik.
Sebagai contoh, keberadaan plastik sangat krusial untuk packaging barang hingga makanan dan minuman agar tetap higenis.
Baca juga: IDI dan IDAI Sejalan dengan Data WHO: Kemasan Plastik BPA Bisa Picu Kanker
"Konsumsi produk plastik Indonesia per kapita pada 2022 mencapai 22,5 kilogram. ini relatif lebih rendah dibandingkan negara ASEAN lainnya," ungkap Saiful dalam Pameran Plastics & Rubber Indonesia 2023 di Jakarta International Expo, Rabu (15/11/2023).
"Selain itu, adanya industri petrokimia dalam negeri, industri makanan dan minuman di dalam negeri juga meningkat dari tahun ke tahun serta prospek pasar asean yang masih tinggi, ini menjadi peluang industri plastik ini sangat besar," sambungnya.
Seiring meningkatnya konsumsi plastik dan permintaan produk-produk berbasis plastik, Kemenperin mendorong industri untuk menerapkan konsep circular economy atau sirkular ekonomi.
Upaya sektor industri yang telah dilakukan antara lain melakukan pengolahan sampah plastik untuk membuat produk yang bernilai tambah tinggi.
Yakni, dengan konsep yang didasarkan pada prinsip pemanfaatan kembali untuk memaksimalkan nilai ekonomi dari barang-barang sisa konsumsi atau produksi.
Langkah strategis ini juga dinilai dapat menciptakan kesejahteraan masyarakat.
"Industri plastik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari konsep sirkular ekonomi dalam pengelolaan sampah plastik nasional," papar Saiful.
"Tentunya di dalam produksi industri plastik ini kita harus juga mencermati lingkungan di sekitar kita jangan sampai industri plastik ini menjadi sebuah momok dalam upaya penanganan lingkungan," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.