Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Indonesia Kesulitan Impor Beras, Pengamat Sebut Akibat Pemerintah Terlalu Percaya Diri

Negara tetangga Indonesia seperti Filipina, bisa membeli beras impor dengan nilai lebih tinggi daripada Indonesia.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Indonesia Kesulitan Impor Beras, Pengamat Sebut Akibat Pemerintah Terlalu Percaya Diri
Tribunnews/Endrapta
Ilustrasi. Indonesia saat ini sulit mengimpor beras dan hal ini dinilai akan berdampak pada upaya pemerintah melakukan pemenuhan Cadangan Beras Pemerintah (CBP). 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kondisi Indonesia yang saat ini sulit mengimpor beras dinilai akan berdampak pada upaya pemerintah melakukan pemenuhan Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

"Pemenuhan CBP akan jauh lebih sulit. Tahun depan adalah masa yang sangat kritis, apalagi pemerintah kasih sinyal mau impor 5 juta ton beras," kata Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira kepada Tribunnews, Senin (20/11/2023).




Adapun sebelumnya diungkapkan Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita, saat ini Indonesia mengalami kesulitan ketika mengimpor beras.

Hal itu dikarenakan RI harus bersaing dengan Eropa yang juga ikut mengimpor beras karena tengah beralih dari gandum yang sekarang sedang mengalami pembatasan.

Baca juga: Bulog Ungkap RI Sekarang Susah Impor Beras karena Kalah Saing dengan Eropa

"Persaingan impor beras antar negara lain sebenarnya sudah bisa ditebak. Yang butuh beras bukan cuma Indonesia, konsumen di Eropa juga mengkonsumsi beras selain gandum untuk penuhi kebutuhan kalorinya," ujar Bhima.

Ia mengatakan, sejatinya sejak awal 2023, sudah ada tanda-tanda stok CBP menipis, terutama usai India membatasi ekspor beras non-basmati.

BERITA TERKAIT

Namun, Bhima bilang saat itu pemerintah Indonesia masih overconfidence atau terlalu percaya diri dengan stok yang ada.

Padahal, faktanya untuk penuhi stok tahun berjalan dan tahun depan agak berat.

"Apalagi efek dari El-nino di berbagai daerah masih jadi ancaman serius bagi panen raya pada kuartal I 2024," kata Bhima.

Ia kemudian membeberkan beberapa dampak dari kesulitan stok impor beras saat ini.

Pertama, menyebabkan inflasi pangan yang makin tinggi dan menggerus daya beli masyarakat.

Bahkan, petani pun sebenarnya terpukul dengan naiknya harga beras karena mereka juga konsumen beras.

Kedua, jika ada stok impor dengan harga mahal, maka imbasnya ke keuangan negara dan menyedot devisa.

Harga mahal ini disebut Bhima akan terjadi karena adanya perebutan stok beras di pasar global yang menyebabkan harga naik.

Impor dengan harga mahal juga akan membuat defisit APBN melebar, serta risiko juga ke pelemahan nilai tukar rupiah karena pemerintah impor beras pakai dolar.

Ketiga, ketergantungan impor yang sangat membahayakan bisa berdampak ke disinsentif bagi petani khususnya usia muda untuk melanjutkan usaha pertanian.

"Sektor pertanian jadi kurang diminati karena kalah dengan banjir impor dari luar negeri," ujar Bhima.

Diberitakan sebelumnya, Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita mengungkap saat ini Indonesia kesulitan mengimpor beras.

Ia mengatakan, sekarang tidak gampang mendapat beras impor padahal banyak negara yang telah menawarkan.

Namun, dari banyaknya negara itu, banyak juga dari mereka di tengah-tengah perjalanan, membatalkan kontraknya.

Menurut dia, hal ini karena sekarang Eropa ikut membeli beras juga sebagai dampak dari pembatasan gandum.

"Eropa belinya lebih tinggi (nilainya) daripada kita," kata Febby dalam diskusi bertajuk Pelayanan Publik Dalam Kebijakan Perberasan Menjelang Tahun Pemilu 2024, Jumat (17/11/2023).

Ia mengatakan, tak usah Eropa, negara tetangga RI, Filipina, bisa membeli beras impor dengan nilai lebih tinggi daripada Indonesia.

Saat ini, kata Febby, Indonesia sedang banyak mengimpor beras dari Vietnam. Lalu, diungkapkan bahwa RI baru saja kedatangan beras impor dari Thailand, Pakistan, dan Kamboja.

"(Jumlahnya) sedikit banget paling 5.000-10.000 ton yang bisa masuk dari Thailand sekarang. Mudah-mudahan awal tahun Vietnam panen bisa juga dapat," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas