Menteri Keuangan Sri Mulyani Sebut Jalan Indonesia Menjadi Negara Maju Tidak Mulus
Krisis lain yang pernah dihadapi dan juga berhasil dilewati Indonesia yakni pandemi Covid-19 yang terjadi beberapa tahun ke belakang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, perekonomian Indonesia dinilai cukup tahan banting di tengah adanya berbagai tantangan.
Menurut Bendahara Negara, hal ini dikarenakan Indonesia telah terlatih menghadapi berbagai macam krisis. Salah satunya krisis yang pernah terjadi pada tahun 1998.
Selain itu, krisis lain yang pernah dihadapi dan juga berhasil dilewati Indonesia yakni pandemi Covid-19 yang terjadi beberapa tahun ke belakang.
Hal ini diungkapkan Sri Mulyani dalam acara Millennial and Gen Z Summit 2023 yang berlangsung di Senayan Park, Jakarta, Jumat (24/11/2023).
Baca juga: Ingin Jadi Negara Maju Pada 2045, Chatib Basri: Warga RI Harus Kaya Sebelum Tua
"Indonesia dalam hal ini untuk menjadi negara maju juga tidak mulus-mulus saja. Kita terus dihadapkan dalam berbagai macam shock. Kita pernah mengalami ekonomi krisis tahun 97-98 yang melahirkan generasi reformasi, majority dari millennial," ungkap Sri Mulyani.
"Kita mengalami banyak tantangan-tantangan yang terjadi yang tidak mudah. Bisa saja negara atau bangsa bertekuk lutut karena satu syok. Pandemi adalah salah satu contohnya. Dimana Indonesia mampu mengatasinya dan bangkit kembali," sambungnya.
Menurutnya, saat ini pemerintah terus melakukan sejumlah upaya dan startegi agar perekonomian di dalam negeri stabil, di tengah berbagai tantangan global.
Sri Mulyani melanjutkan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) juga menjadi instrumen yang membuat perekonomian Indonesia tahan gempur.
Dalam menghadapi berbagai peristiwa yang berdampak serius pada perekonomian nasional, maka APBN berperan sebagai shock absorber yakni menjadi instrumen yang sangat penting untuk memberi dukungan terhadap penanggulangan krisis dan pemulihan ekonomi serta reformasi struktural.
Seperti yang terjadi dalam tiga tahun anggaran terakhir dimana perekonomian Indonesia benar-benar diuji dengan pandemi covid 19, pemerintah tetap menjaga agar belanja negara tidak mengalami penurunan secara drastis meskipun penerimaan negara khususnya dari perpajakan menurun signifikan.
"Inilah di dalam tataran makro, ekonomi, itu yang kita coba usahakan melalui instrumen seperti APBN," papar Sri Mulyani.
"Nah episode menghadapi pandemi itu quite remarkable. Adalah sebuah episode yang extraordinary," pungkasnya.