Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Tekan Biaya Produksi, Pelaku UMKM Manfaatkan Gas Metana dari Sampah Sebagai Bahan Bakar

Pasokan gas dari pengolahan sampah ke para beberapa UMKM mulai mengalir di akhir tahun 2022 dengan biaya Rp10.000 per bulan.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Tekan Biaya Produksi, Pelaku UMKM Manfaatkan Gas Metana dari Sampah Sebagai Bahan Bakar
HO
Norma Septiawati, Ketua Kelompok Berkah Ga-Me Manggar, Dalam memproduksi makanan, pelaku UMKM saat ini memanfaatkan gas metana dari sampah, sehingga bisa hemat dari biaya bahan bakar. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemanfaatan gas metana dari sampah di Tempat Pengolahan Akhir (TPA) sampah Kampung Manggar, Balikpapan mampu memberikan dampak berganda bagi warga sekitar TPA.

UMKM yang diinisiasi para ibu-ibu di sekitar TPA ini dapat meningkatkan produktivitas karena bahan bakar yang didapatkan dengan biaya jauh lebih rendah dari penggunaan gas LPG.

Norma Septiawati, Ketua Kelompok Berkah Ga-Me Manggar, menceritakan dulu para UMKM berbagai olahan makanan rata-rata harus merogoh kocek Rp150 ribu per bulan untuk membeli tabung LPG kemasan 3 kg, tetapi biaya itu akhirnya mampu ditekan jauh lebih rendah.

Baca juga: KemenKopUKM: Pembangunan IKN Nusantara Harus Libatkan UMKM Lokal

Pasokan gas dari pengolahan sampah ke para beberapa UMKM ini mulai mengalir di akhir tahun 2022.

"Biasanya dulu gunakan LPG kalau dihitung-hitung per bulan bisa 4-5 tabung sekitar Rp150 ribu per bulan. Dengan gas metana terbantu sekali cuma perlu bayar Rp10 ribu per bulan sangat menekan biaya produksi. Dari biaya produksi ditekan dimanfaatkan beli alat bahan-bahan untuk usaha," kata Norma disela Forum Kapasitas Nasional 2023, Jumat (24/11/2023).

Gas yang didapatkan UMKM di Kampung Manggar ini merupakan kelanjutan dari program Waste To Energy for Community (Wasteco) yang diusung Pertamina Hulu Mahakam (PHM) yang telah bergulir sejak 2016.

BERITA TERKAIT

Dukungan tidak hanya sebatas pasokan gas metana yang murah. UMKM Berkah Ga-Me juga mendapatkan pelatihan, peningkatan kualitas kemasan serta berbagai persyaratan untuk bisa menjual produk tersebut ke pasaran.

"PHM bantu kami dari hulu ke hilir. Fasilitasi pembentukan UMKM, NIB, sertifikasi Halal. Jadi, semua produksi sudah ada sertifikasi halal. Lalu ada PIRT. Perbaikan kemasan, packganing sudah standar super market," jelas Norma.

Penghasilan kelompok Berkah Ga-Me Manggar tumbuh secara signifikan sejak bermitra dengan PHM. Bahkan pertumbuhannya mencapai 100 persen.

"Sekarang sampai akhir November 7-8 juta per bulan. Sebelumnya sekitar Rp2-3 juta. Macam-macam memang sekarang ketika ada tamu yang diundang TPA, produk untuk souvenir PHM. Dijual di market place juga," ungkap Norma.

Peningkatan kualitas dari produk-produk UMKM Berkah Ga-Me mulai memberikan harapan baru dalam mengembangkan bisnis. Para anggota UMKM punya mimpi agar produknya bisa dipasarkan sampai ke mancanegara.

Sebagai langkah awal produk olahan makanan rencananya bakal memenuhi gerai hotel-hotel yang ada di Balikpapan.

"Rencananya tiga hotel yang mulai terima produk. Jadi kami suplai ke hotel," ujar Norma.

Dia berharap UMKM bisa naik kelas level lebih tinggi karena dari sisi rasa, kualitas sangat bisa bersaing di pasaran.

Apalagi saat ditambah dengan adanya rumah produksi yang diinisiasi Pertamina serta berbagai pelatihan.

"Kalau bisa ekspor, kita tidak kalah dengan produk lain," ucap Norma.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas