Lima Skill Digital yang Sebaiknya Anda Kuasai di 2024: Apa Itu Natural Language Processing?
pemerintah Indonesia menargetkan bahwa tahun depan, terdapat 50 juta orang yang memiliki literasi digital.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasiolan EP
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tahun 2024 dinilai sebagai momentum peningkatan penggunaan teknologi mutakhir, seperti artificial intelligence, ke semua sektor.
Arvy Egadipoera, Chief Customer Officer Mekari, perusahaan software-as-a-service (SaaS), menilai kondisi ini mengharuskan para profesional untuk memperbarui keterampilan, baik hard skill dan soft skill.
Terlebih, kata dia, pemerintah Indonesia menargetkan bahwa tahun depan, terdapat 50 juta orang yang memiliki literasi digital.
Baca juga: Literasi Digital pada 4.500 Petani, Syngenta Indonesia Raih Penghargaan MURI
Literasi mencakup bukan saja kemampuan digital, namun juga pengetahuan atas etika, budaya, dan keamanan digital.
"Masuknya teknologi mutakhir ke semua sektor akan mempengaruhi pekerjaan di setiap lini. Sebab itu, para profesional harus mengembangkan kompetensi digital serta soft skills yang diperlukan untuk beradaptasi di dunia kerja yang semakin berorientasi teknologi," kata dia, dikutip Senin (27/11/2023).
Baca juga: Menkominfo Budi Arie: Perjalanan Meningkatkan Literasi Digital Nasional Semakin Panjang
Menurut dia, para profesional yang berhasil mengembangkan kompetensi digital dan kemampuan lainnya akan membuka berbagai peluang untuk menumbuhkan karir mereka.
"Sebab itu, para profesional harus melihat perkembangan teknologi dengan pikiran terbuka agar mereka terdorong untuk mengeksplorasi dan mempelajari pengetahuan baru,” katanya.
Ia menambahkan bahwa ada lima kompetensi digital dan soft skills yang perlu diasah para profesional yang berambisi untuk mengembangkan karir di 2024.
Satu di antaranya adalah Natural Language Processing (NLP). Arvy menjelaskan, NLP adalah kemampuan komputer untuk mengolah kata lisan dan tulis layaknya manusia.
"NLP banyak digunakan di software AI karena dapat membantu para profesional melakukan berbagai pekerjaan, seperti menyiapkan laporan penjualan dan melayani pelanggan lewat chat," papar Arvy.
Skill berikut yang harus dikuasai adalah soal analisis data. Arvy menjelaskan, penggunaan teknologi oleh bisnis dan konsumen menghasilkan jutaan data yang memuat informasi bermakna.
Kemampuan menganalisis data dia sebut akan meningkatkan value mereka karena merekalah yang bisa mengekstrak pengetahuan pasar yang diperlukan untuk decision-making.
"Kunci dari kepandaian menganalisa data terletak pada kemampuan berpikir kritis dan juga rasa ingin tahu yang tinggi," katanya.
Selain dua kemampuan di atas, cara berpikir agile, kata Arvy, menjadi hal lain yang sebaiknya dikuasai.
"Pemikiran agile bersandar pada kapasitas para profesional untuk mengedepankan kolaborasi, komunikasi, dan adaptabilitas saat merespon ke perubahan, dan bukan kekakuan terhadap aturan," ujar Arvy.
Kepemimpinan adaptif dan kecerdasan emosional menjadi dua hal yang kata Arvy sepatutnya dikuasai.
"Hal ini mengedepankan kemampuan mengantisipasi kebutuhan dan tren masa depan, berkomunikasi baik dengan tim untuk menggalang dukungan, beradaptasi sesuai umpan balik, dan mengutamakan akuntabilitas agar bisa menjadi pemimpin efektif di era digital," kata dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.