Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tunjukkan Prospek Baik, Inflasi Bakal Tetap Terkendali

Pertumbuhan ekonomi diperkirakan dapat mencapai kisaran 4,7-5,5% pada 2024 dan akan meningkat 4,8-5,6% pada 2025.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tunjukkan Prospek Baik, Inflasi Bakal Tetap Terkendali
istimewa
Pertumbuhan ekonomi diperkirakan dapat mencapai kisaran 4,7-5,5% pada 2024 dan akan meningkat 4,8-5,6% pada 2025. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan gambaran ekonomi Indonesia di tahun depan alias tahun politik 2024.

Dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi dunia masih dalam kondisi ketidakpastian global. Kondisi ini dipengaruhi oleh perang Rusia-Ukraina, perang dagang Amerika Serikat-China dan konflik Israel-Palestina.

Meski demikian, ia percaya diri bahwa ekonomi Indonesia bisa menunjukkan kondisi yang baik.

Stabilitas eksternal dan sistem keuangan tetap terjaga, dan digitalisasi juga terus berkembang pesat.

Berbagai tantangan global ke depan yang perlu dicermati mencakup perlambatan dan divergensi pertumbuhan ekonomi global.

Penurunan i​nflasi yang lambat, suku bunga negara maju yang lebih tinggi dan lebih lama, kuatnya mata uang dollar, serta pelarian modal dalam jumlah besar dari emerging markets ke negara maju.

Berita Rekomendasi

"Fragmentasi geopolitik berdampak pada fragmentasi ekonomi. Akibatnya prospek ekonomi global akan meredup pada tahun 2024 sebelum mulai bersinar kembali pada tahun 2025," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam kegiatan pertemuan tahunan BI beberapa waktu lalu.

Soal inflasi, dia mengatakan akan tetap terkendali dalam rentang sasaran 2,5 plus minus 1 persen pada 2024 dan 2025.

"Ini didukung konsistensi kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP)," ujar Perry.

Dia memandang stabilitas eksternal dan sistem keuangan tetap terjaga, serta digitalisasi terus berkembang pesat. Tantangan global ke depan yang perlu dicermati berupa perlambatan dan divergensi pertumbuhan ekonomi global.

Kemudian, penurunan i​nflasi yang lambat, suku bunga negara maju yang lebih tinggi dan lebih lama, kuatnya mata uang dollar maupun pelarian modal dalam jumlah besar dari emerging markets ke negara maju.

"Sinergi sebagai kunci dari prospek kinerja ekonomi Indonesia dalam melanjutkan ketahanan dan kebangkitan ekonomi terus diperkuat," tutur dia.

Baca juga: BPS: Tekanan Inflasi Beras Kian Melemah di November 2023

Untuk diketahui, ada empat jenis inflasi berdasarkan dampaknya, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan sangat berat.

Inflasi ringan berada di bawah 10 persen per tahun, sedang berada di 10 persen – 30 persen per tahun, berat ada di 30 persen– 100 persen per tahun, sedangkan yang sangat berat berada di atas 100 persen per tahun.

Semakin tinggi tingkat inflasi, maka dampaknya akan semakin terasa pada perekonomian negara.

Inflasi yang tetap rendah dan stabil menjadi kondisi dasar untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, yang pada gilirannya memberikan dampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Peningkatan tingkat inflasi dapat mengakibatkan penurunan terus-menerus dalam pendapatan riil masyarakat.

Konsekuensinya, standar hidup masyarakat akan merosot, dengan dampak akhirnya memperburuk kondisi keuangan, terutama bagi golongan masyarakat yang lebih kurang mampu.

Agar dapat memahami dampak inflasi dengan lebih baik, simak pembahasan di bawah ini.

Baca juga: Bumbu-bumbuan Ini Jadi Biang Kerok Naiknya Inflasi November 2023

Dampak Positif Inflasi

Hal-hal yang terjadi akibat inflasi tidak selamanya negatif. Terdapat dampak positif dari inflasi yang perlu diketahui, seperti:

1. Membuka Lapangan Kerja

Pada beberapa kasus, inflasi yang tinggi dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek. Sebagai contoh, GDP (Gross Domestic Product) Amerika Serikat mengalami rata-rata peningkatan sebesar 3,2 persen dari tahun 1970 hingga 1979.

Peningkatan inflasi tersebut menurunkan minat menabung karena nilai mata uang yang melambung tinggi. Hal tersebut mendorong masyarakat untuk menghabiskan uang dan pengusaha untuk berinvestasi.

2. Meningkatkan Nilai Properti

Inflasi menyebabkan kenaikan harga komoditas, termasuk sewa properti. Pemilik properti, seperti rumah kos atau villa, kerap kali meningkatkan harga sewa sehingga ketika terjadi inflasi.

Hal tersebut membuat pemilik properti berpeluang mendapatkan keuntungan lebih. Ketika kondisi pasar sudah membaik dan inflasi menurun, uang sewa yang masuk di kantong pun akan bernilai lebih tinggi.

3. Menambah Keuntungan Pengusaha

Inflasi menyebabkan harga komoditas di pasar mengalami kenaikan. Ketika harga barang naik, produsen cenderung meningkatkan produksi. Tersedianya stok yang dipersiapkan dalam jumlah besar dapat membuat pengusaha meraup keuntungan lebih banyak pada periode tersebut.

Dampak Negatif Inflasi

Di samping dampak positif bagi perekonomian, inflasi lebih sering memberikan efek negatif yang dirasakan masyarakat. Beberapa dampak negatif inflasi yang perlu diperhatikan adalah:

1. Menurunkan Daya Beli Masyarakat

Dampak inflasi bagi masyarakat yang paling terasa adalah penurunan daya beli. Harga komoditas yang naik selama periode tertentu membuat masyarakat lebih berhati-hati dalam mengeluarkan biaya.

Ketika daya beli masyarakat rendah, maka roda perekonomian negara pun juga akan melambat.

Baca juga: Pembatasan Angkutan Barang saat Natal dan Tahun Baru Jangan Sampai Memicu Inflasi

2. Menyebabkan Ketidakstabilan Mata Uang

Inflasi terjadi karena peredaran uang di suatu negara meningkat. Harga barang meningkat sedangkan daya beli menurun bisa menyebabkan ketidakstabilan mata uang terhadap barang dan jasa serta mata uang luar negeri.

3. Menyebabkan Resesi

Inflasi yang terjadi terus menerus dapat menyebabkan resesi. Adapun resesi sendiri merupakan penurunan aktivitas ekonomi di mana angka pengangguran meningkat dan pertumbuhan ekonomi berada di angka negatif selama dua tahun berturut-turut.

Bank Sentral AS pernah mencoba mengendalikan inflasi dengan menaikkan suku bunga. Namun, hal tersebut menyebabkan angka pengangguran meningkat dan berisiko menyebabkan resesi.

4. Berpengaruh Negatif pada Ekspor

Negara yang memiliki tingkat inflasi tinggi akan mengalami kemunduran dalam proses ekspor.

Hal tersebut dikarenakan biaya ekspor yang semakin mahal dan membuat bisnis ekspor lesu. Jika terus terjadi dalam waktu lama, devisa negara pun akan berkurang.

5. Menurunkan Minat Menabung Uang

Nilai uang yang semakin tergerus saat inflasi menyebabkan masyarakat kehilangan minat menabung di bank karena bunga simpanan yang kecil dan biaya administrasi yang besar.

Sebagai gantinya, masyarakat bisa memilih menabung emas. Harga emas stabil saat krisis dan tahan terhadap inflasi, sehingga bisa menjaga nilai uang.

Tingkat likuiditasnya pun tinggi, sehingga bisa digadaikan atau dijual dengan mudah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas