Pantau Perkembangan Penyebaran Pneumonia di China, Sandiaga Uno Minta Wisatawan Indonesia Hati-hati
Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu mengimbau wisatawan RI yang sedang berwisata di luar negeri agar berhati-hati.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, pihaknya tengah memonitor dan mendalami pemberitaan dari kasus pneumonia yang sedang menyebar di China dan Eropa.
Selain memonitor, ia mengatakan Kemenparekraf juga berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan.
"Koordinasi kita belum mengarah pada perubahan regulasi karena ini sangat awal," kata Sandiaga kepada wartawan di Jakarta, dikutip Jumat (1/12/2023).
Baca juga: Dunia Hari Ini: Kasus Pneumonia Misterius pada Anak di Belanda Melonjak
Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu mengimbau wisatawan RI yang sedang berwisata di luar negeri agar berhati-hati.
"Kalau di Indonesia semuanya dalam keadaan terkendali dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ujar Sandiaga.
Ia mengatakan, tahun ini dari total 11 juta wisatawan mancanegara (wisman) yang datang, wisatawan dari China berjumlah 200 ribu orang.
"Jadi kalau dilihat itu di bawah angka 10 persen, menunjukkan bahwa angka 2 persen bukan suatu angka yang signifikan, tapi akan terus kita pelajari data-data terakhir," kata Sandiaga.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu, mengatakan, kondisi kedatangan wisman dari China belum sepenuhnya pulih seperti sebelum pandemi.
Ia mengatakan, perekonomian China juga masih melambat dan ada regulasi domestik di sana yang belum mendorong para wisatawan untuk ke luar negeri.
Baca juga: Pneumonia Misterius Mewabah di China, Kemenkes Imbau Masyarakat Jangan Panik, Ini Cara Mengatasinya
"Nah, ini akan kami amati dan evaluasi, tapi kami yakin target kunjungan wisman China tercapai dan di tahun depan peningkatannya akan kita ukur sesuai dengan data terakhir," kata Sandiaga.
Sebelumnya diberitakan, Kementerian Kesehatan RI mengimbau masyarakat agar tidak panik menyusul penyebaran undefined pneumonia.
Imbauan ini disampaikan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, dr. Imran Pambudi.
Ia mengatakan jika masyarakat sebaiknya meningkatkan kewaspadaan diri terlebih bila melakukan perjalanan ke luar negeri.
“Masyarakat tetap tenang, jangan panik," ungkap dr. Imran pada laman resmi Kementerian Kesehatan, Kamis (30/11/2023).
Sebagai informasi, Tiongkok saat ini mengalami ancaman serius penyebaran undefined pneumonia yang mulai merebak sejak November 2023.
Selain Tiongkok, penyakit radang paru-paru ini juga dilaporkan terjadi di Eropa. Penularan penyakit ini didominasi pada anak-anak.
Menurut dr. Imran, pneumonia yang saat ini merebak di Tiongkok pada prinsipnya sama dengan pneumonia yang terjadi di masyarakat, yakni disebabkan oleh infeksi bakteri.
Hanya saja, berdasarkan laporan epidemiologi, kebanyakan kasus pneumonia di sana disebabkan oleh mycoplasma pneumoniae.
Mycoplasma merupakan bakteri penyebab umum infeksi pernapasan (respiratory) sebelum COVID-19.
Bakteri ini diketahui memiliki masa inkubasi yang panjang.
Karena itu, penyebarannya tidak secepat virus penyebab pandemi COVID-19, sehingga tingkat fatalitasnya rendah.
Kementerian Kesehatan sudah melakukan berbagai upaya mitigasi untuk mengantisipasi merebaknya mycoplasma pneumonia di Indonesia.
Salah satunya, menerbitkan Surat Edaran Nomor : PM.03.01/C/4632/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia.
Surat Edaran ini memuat sejumlah langkah antisipasi yang harus dilakukan oleh seluruh jajaran kesehatan dalam menghadapi penyebaran mycoplasma pneumonia di Indonesia.
Melalui surat edaran tersebut, Kemenkes telah mendorong fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) dan pintu masuk negara untuk aktif pelaporan temuan kasus pneumonia melalui saluran yang disediakan.
Yaitu Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon Event Based Surveillance (SKDREBS)/Surveilans Berbasis Kejadian (SBK) maupun ke PHEOC.
“Kami mengimbau kepada Dinas Kesehatan, rumah sakit maupun pintu masuk negara agar segera melaporkan apabila ada indikasi kasus yang mengarah pada pneumonia,” tutupnya.