Blusukan di Balikpapan, Ganjar-Mahfud Gagas Atasi Harga Dengan 3 Cara Ini
Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo, menyoroti harga bahan pokok yang melambung dan membebani masyarakat.
Penulis: Yulis
Editor: Hendra Gunawan
Salah satunya dengan memilah mana daerah penghasil, dan bagaimana mendistribusikan hasil panen dari daerah penghasil ke daerah lainnya agar pasokan cukup dan harga dapat dikendalikan.
Blusukan di Pasar Tradisional
Dalam kampanyenya di Balikpapan, Ganjar pertama-tama blusukan di Pasar Baru Balikpapan.
Di destinasi pertamanya di kota ini, Ganjar tampil sederhana dengan memakai kaos putih berkerah.
Para pedagang Pasar Baru Balikpapan menyambut Capres nomor 3 ini dengan antusias.
Ganjar kemudian menyambangi sebuah kios penjual sayur-sayuran dan cabai. Capres berambut putih ini kemudian berdialog dengan pedagang di kios tersebut yang bernama Katini.
“Apa harga yang lagi naik sekarang ini?,” tanya Ganjar kepada Katini.
Pertanyaan Ganjar langsung dijawab Katini dengan curhat panjang-lebar. “Cabai, tomat, bawang lagi mahal Pak. Cabai lagi naik Rp 100.000,” ungkap Katini.
Menurut Katini, dengan situasi sekarang ini, para pedagang kecil semakin tercekik lantaran sulit menjual barang dagangannya ke konsumen karena harganya mahal.
Katini pun meminta kepada Ganjar agar masalah harga bahan pokok menjadi perhatian dan dijaga kestabilannya agar harganya terjangkau masyarakat dan pedagang kecil pun tetap bisa berjualan dengan lancar.
“Saya cuma minta kestabilan harga aja. Jangan mahal-mahal biar cari rezeki enggak susah,” tutur Katini.
Menanggapi keluhan Katini, Ganjar mengatakan masalah harga bahan pokok yang tinggi ditemuinya selama berkeliling ke berbagai wilayah Indonesia. Dia selalu mendapat keluhan serupa dari para pedagang saat berkunjung ke pasar tradisional.
Menurut Ganjar, ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk menstabilkan harga bahan pokok. Pertama, stabilisasi dari sisi produksi, dimulai dengan data yang akurat.
"Produksi dengan teknologi yang sangat modern harus dimulai dari data. Saya berkali-kali menyampaikan satu data Indonesia termasuk pertanian itu penting, data petani kita, komoditas, ada di mana dan sebagainya,” ungkap Ganjar.
Kedua, sambung Ganjar, bagaimana mengatur mekanisme produksi agar penggunaan teknologi dapat memaksimalkan hasil produksi pertanian.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.