Perkembangan Industri Hulu Migas Diharapkan Ikut Kerek Kinerja Sektor Lainnya
Pembinaan terhadap perusahaan atau pabrikan dalam negeri, mulai dari tingkat lokal di lima area kerja SKK Migas.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) mengungkapkan, perkembangan kinerja industri hulu migas diharapkan turut memberikan kontribusi positif terhadap industri lainnya.
Vice President SKK Migas, Erwin Suryadi mengungkapkan, salah satu upaya mewujudkan hal tersebut dengan membentuk wadah Forum Kapasitas Nasional (Forkapnas).
Adapun, forum ini mempertemukan para pemangku kepentingan industri hulu migas nasional, dan menjadi eksibisi terbesar produk dalam negeri industri hulu migas di Indonesia.
Baca juga: Soroti Optimalisasi Potensi Gas Bumi Nasional, SKK Migas Dorong Penguatan Kolaborasi
Forum ini melibatkan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), perusahaan dalam negeri, asosiasi dan himpunan, hingga UMKM.
Forum ini mengangkat agenda business matchmaking antara SKK Migas, KKKS, dan penyedia barang jasa dalam negeri.
Serta, pembinaan terhadap perusahaan atau pabrikan dalam negeri, mulai dari tingkat lokal di lima area kerja SKK Migas.
"Harapannya, dari industri hulu migas itu harusnya menumbuhkan industri lain," ucap Erwin dalam pernyataannya, Jumat (8/12/2023).
"Badan Usaha orientasinya memang mencari profit. Tapi kalau bicara industri hulu migas itu seharusnya mendorong supaya industri lain itu bisa berkembang sejalan dengan bertumbuhnya atau berkembangnya industri hulu migas itu sendiri," sambungnya.
Diketahui, Forkapnas telah memasuki penyelenggaraan ketiga yakni pada tahun 2023, skala Forum Kapnas semakin luas.
Dalam sebiah laporan disebutkan, industri hulu migas tidak hanya berperan dalam menyumbang pendapatan negara, tetapi juga berkontribusi mendukung perputaran ekonomi nasional.
Dari tahun 2020 hingga Kuartal II 2023, nilai pengadaan industri hulu migas mencapai Rp273,6 triliun, dengan kontribusi komoditas utama sebesar Rp228,7 triliun.
Selama periode tersebut, industri ini menggerakkan sektor perhotelan dan katering sebesar Rp7,2 triliun, sektor tenaga kerja senilai Rp18 triliun, transportasi Rp18 triliun, kesehatan Rp367,7 miliar, serta asuransi dan perbankan senilai Rp84,4 miliar.
Selain itu, hulu migas juga menggerakkan sektor UMKM dengan nilai Rp25 triliun, di mana Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) mencapai 100 persen.
Untuk itu, lanjut Erwin, kerja sama antar stakeholder perlu ditingkatkan.
Yakni stakeholder di bidang hulu migas untuk bersinergi dengan seluruh komponen industri hulu migas, termasuk suplier dan para vendor dalam upaya pengembangan kapasitas nasional ini.
"Kita berharap semua upaya ini memberikan dampak positif yang lebih luas bagi perekonomian nasional," papar Erwin.
"Ini yang jadi pembelajaran kenapa program ini terus dari tahun ke tahun melibatkan banyak stakeholder yang bisa bergabung," pungkasnya.