Inilah Berbagai Aspek Penting Agar Indonesia Capai Target Net Zero Emission 2060
Upaya pengurangan emisi terlihat melalui kontribusinya sebagai salah satu dari sepuluh pembeli pertama perdagangan kredit karbon di IDX Carbon.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia tengah mengejar target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 melalui transisi energi bersih.
Langkah ini didukung sektor privat MMS Group Indonesia (MMSGI) dalam upaya mewujudkan transisi energi di mana sub-holding MMS Solution menaungi bisnis energi berkelanjutan.
CEO MMS Group Indonesia Sendy Greti mengatakan perusahaan memiliki berbagai proyek baik yang telah beroperasi maupun dalam tahap pengembangan seperti pengembangan sumber energi berbasis energi baru terbarukan, proyek hilirisasi mineral untuk memberi nilai tambah dan menguatkan industri baterai listrik, serta ketahanan pangan.
Baca juga: Tekan Emisi Karbon, Menparekraf Ajak Peserta Rakornas Parekraf Tanam Bibit Pohon di Bandung
Menurutnya, upaya pengurangan emisi terlihat melalui kontribusinya sebagai salah satu dari sepuluh pembeli pertama perdagangan kredit karbon di IDX Carbon.
"Partisipas kami sebagai pembeli kredit karbon merupakan langkah untuk menjadi mendukung pengurangan emisi karbon di Indonesia," urai Sendy dalam keterangannya, Sabtu (16/12/2023).
ESG rating MMSGI telah dinilai oleh S&P 2 tahun berturut-turut dengan peningkatan skor sebesar lebih dari 40 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Bahkan, ESG rating perusahan tahun ini juga dinilai oleh Sustainalytics, menunjukkan bahwa komitmen keberlanjutan MMSGI memperoleh perhatian dari lembaga penilai berskala global.
Proyek EBT yang telah beroperasi milik MMSGI adalah pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 1,3 MW untuk fasilitas kantor dan terminal batu bara di Pelabuhan Loa Kulu Coal Terminal (LKCT).
PLTS ini telah beroperasi sejak 2022 dan menghasilkan listrik untuk kegiatan operasional kantor PT Multi Harapan Utama.
Selain itu, ada proyek rencana pengembangan PLTS lainnya dengan total kapasitas sebesar 120 MW dengan memanfaatkan lahan pascatambang.
Anak usaha MMSGI dan PLN telah menandatangani Memorandum of Understanding (MOU) pada April 2023 lalu dan saat ini dalam proses studi kelayakan.
Hal ini bukan hanya mencerminkan komitmen MMSGI terhadap sumber energi bersih, tetapi juga menunjukkan kemampuan Perusahaan untuk mengintegrasikan inovasi solusi berkelanjutan dalam kegiatan operasionalnya.
"Kami terus konsisten dalam melaksanakan diversifikasi bisnis berkelanjutan untuk mewujudkan just and orderly energy transition di Indonesia. Setelah memformulasikan strategi tahun lalu, kami telah berprogres dengan menerapkan strategi tersebut tahun ini sebagai upaya MMSGI untuk mendukung Indonesia NZE 2060,” ujar Sendy.