Biaya Pengiriman Barang ke Israel Melambung Imbas Meningkatnya Serangan di Laut Merah
Biaya pengiriman barang ke Israel melalui laut telah meningkat dalam beberapa hari terakhir karena beberapa jalur peti kemas ditarik
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Biaya pengiriman barang ke Israel melalui laut telah meningkat dalam beberapa hari terakhir karena beberapa jalur peti kemas ditarik, sementara jalur lain mengenakan biaya tambahan baru.
Selain itu, naiknya biaya pengiriman barang ke Israel juga didorong oleh meningkatnya serangan yang dilakukan kelompok bersenjata Houthi Yaman di Laut Merah.
Kelompok tersebut yang didukung Iran berjanji akan terus melakukan serangan sampai Israel menghentikan agresinya terhadap warga sipil di Gaza.
Baca juga: Tentara Yaman Tak Gubris Peringatan AS, Houthi Tahan Kapal Perusahaan Raksasa yang Mau ke Israel
“Houthi telah memperluas profil target mereka yang ‘berafiliasi’ mulai dari bendera, kepemilikan, operator, dan manajemen, hingga mencakup tujuan Israel,” kata perusahaan keamanan maritim Inggris, Ambrey, dalam sebuah catatan.
“Mereka, dan pendukung mereka dari Iran, secara keliru menargetkan kapal-kapal yang tidak lagi berhubungan dengan Israel,” sambungnya.
Tarif angkutan laut ke Israel dari berbagai pelabuhan China naik menjadi lebih dari 2.300 dolar AS untuk kontainer berukuran 40 kaki per 12 Desember 2023, dari sebelumnya sekitar 1.975 dolar AS pada akhir November 2023, menurut analisis dari platform pengangkutan global Freightos.
“Untuk kapal yang menuju Israel dari Asia, rute mengelilingi Afrika jauh lebih panjang sekitar 7.000 mil laut dan membutuhkan waktu 10-14 hari dibandingkan melalui Terusan Suez. Rute ini juga memerlukan biaya bahan bakar yang lebih tinggi,” ujar Zvi Schreiber, CEO Freightos.
“Sejak dimulainya perang, tarif angkutan laut dari China hingga pelabuhan Israel telah meningkat sebesar 46 persen hingga 58 persen,” imbuhnya.
Perusahaan Pelayaran Tangguhkan Pengiriman Kargo ke Israel
Grup pelayaran kontainer Taiwan Evergreen Line mengatakan pihaknya telah memutuskan untuk sementara berhenti menerima kargo Israel.
Akhir pekan lalu, kelompok kontainer OOCL yang berkantor pusat di Hong Kong mengumumkan penangguhan sementara pengiriman kargo dari dan ke Israel sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Baca juga: Satgas Laut AS Masih Rencana, Ansarallah Houthi Yaman Rudal 2 Kapal Komersial yang Mau ke Israel
Adapun perusahaan lain seperti A.P. Moller-Maersk dari Denmark memilih untuk menerapkan “biaya tambahan risiko darurat” untuk semua kargo yang diturunkan di terminal peti kemas Israel.
Kemudian perusahaan kontainer Israel, Zim, mengatakan pihaknya telah menyaksikan peningkatan ancaman, yang mendorong biaya tambahan yang lebih tinggi pada kapal-kapalnya, termasuk tarif ke pelabuhan-pelabuhan Israel dari Asia.