Super Air Jet Maskapai Pertama yang Terbang dari Bandara Dhoho Kediri
Konstruksi Bandara Internasional Dhoho Kediri dinyatakan sudah mencapai 100 persen dan siap melayani penerbangan berjadwal.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menegaskan, Super Air Jet akan menjadi maskapai penerbangan pertama yang melayani penerbangan di Bandara Internasional Dhoho di Tarokan, Kediri, Jawa Timur.
Sekjen Kementerian Perhubungan Novie Riyanto Rahardjo mengatakan, konstruksi pembangunan Bandara Internasional Dhoho sudah mencapai 100 persen. Artinya operasional penerbangan sudah bisa dilakukan.
Hanya saja, Bandara Internasional Dhoho ditargetkan bakal beroperasi pada akhir Januari 2024 mendatang.
"Setahu kami, data yang masuk terakhir adalah Super Air Jet yang akan mengawali operasi di sana dan ditargetkan tidak terlalu lama," kata Novie pada saat acara Jumpa Pers Tahunan Kemenhub 2023, Rabu (20/12/2023).
Sayangnya, Novie enggan menjelaskan secara rinci terkait jumlah maskapai bahkan rute penerbangan yang akan dilayani Super Air Jet sebagai maskapai pertama di Bandara Internasional Dhoho.
AP I Siapkan Penerbangan Internasional dari Kediri
Novie mengungkapkana pihaknya bersama Angkasa Pura I selaku operator Bandara Internasional Dhojo juga menyiapkan penerbangan internasional dari dan ke Bandara Internasional Dhoho.
Untuk menjadi catatan, kata Novie Bandara Internasional Dhoho tidak ada pembatasan pesawat berbadan besar misalnya Boeing 777.
"Pihak Dhoho bersama Angkasa Pura I sedang berkoordinasi dengan berbagai penerbangan internasional, khususnya untuk melayani haji dan umroh mengingat kapasitas bandara tersebut tidak ada batasan," jelas dia.
"Kita tahu kalau Bandara di Surabaya itu kan untuk pendaratan dengan pesawat Boeing 777 itu bersifat limited (terbatas). Untuk Kediri ini tidak ada pembatasan untuk pesawat Boeing 777, bahkan untuk pesawat-pesawat besar yang lainnya," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi melakukan peninjauan di Bandara Internasional Dhoho sekaligus menyaksikan langsung proses kalibrasi bandara yang tengah dilakukan Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Udara.
Baca juga: Bandara Dhoho Kediri Masuk Tahap Kalibrasi, Menhub Budi: Target Beroperasi Awal 2024
"Kalibrasi adalah tahap awal dari assessment suatu bandara, yang akan dilanjutkan dengan sejumlah assessment lainnya terkait keselamatan dan keamanan penerbangan," tutur Menhub Budi.
Menhub Budi menjelaskan, pada minggu depan akan dilakukan pra operasi Bandara Dhoho dengan mengadakan tes take off landing beberapa pesawat.
Setelah semua rekomendasi ditindaklanjuti, langkah selanjutnya adalah pengajuan dari pihak maskapai untuk melayani penerbangan dari dan ke Bandara Dhoho. Kemudian, akan ditetapkan maskapai serta rutenya oleh Kemenhub.
Baca juga: Menunggu Kepastian Operasional Bandara Dhoho Kediri yang Sudah Rampung, Ini Kata Kemenhub
"Setelah seluruh assessment selesai, kami akan mengeluarkan rekomendasi yang akan ditindaklanjuti oleh pihak pengelola bandara,” ucapnya.
Lebih lanjut Menhub Budi mengharapkan peran aktif pemerintah daerah di Kediri untuk turut mempromosikan keberadaan Bandara Dhoho.
Menhub Budi meyakini Bandara Dhoho akan memberikan dampak signifikan bagi pertumbuhan ekonomi dan pariwisata Kediri. Bahkan bandara ini juga potensial untuk melayani penerbangan umroh dan haji.
"Jawa Timur adalah provinsi dengan jumlah penduduk terbesar kedua di Indonesia dan memang dibutuhkan bandara yang ada di sisi selatan. Apa yang dibangun ini sangat signifikan, dengan runway sepanjang 3300 meter dan lebar 45 meter yang dapat didarati segala jenis pesawat," ujar dia.
"Kami sudah akan memberikan izin penerbangan umroh haji di bandara ini, Di sekitar bandara ini juga sudah memiliki fasilitas penunjang seperti, hotel dan fasilitas lainnya," sambungnya.
Menhub Budi juga memberikan apresiasi kepada PT Surya Dhoho Investama (SDHI), anak usaha dari PT Gudang Garam, yang telah berinvestasi untuk membangun Bandara Dhoho Kediri, dengan total investasi mencapai Rp 13 Triliun.
"Ini adalah proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) unsolicited (pemrakarsa dan pendanaan dari pihak swasta/non APBN) pertama di Indonesia, yang dari awal kita desain bersama-sama sampai selesai," ucap dia.
"Ini adalah satu contoh bahwa Indonesia memiliki pihak swasta yang punya komitmen untuk membangun konektivitas di Indonesia. Ini juga bisa jadi contoh swasta yang lain untuk berinvestasi di bandara," imbuhnya.
Sementara pada tahap awal, saat ini Bandara Dhoho memiliki kapasitas terminal 1,5 juta/tahun. Pembangunan tahap 2, kapasitas akan meningkat mencapai 4,5 juta penumpang/tahun, dan kapasitas ultimate mencapai 10 juta penumpang/tahun. Nantinya, Bandara ini akan dikelola oleh PT Angkasa Pura I (AP I).