Meski Harga Minyak Goreng Naik, Mendag Zulkifli Hasan Sebut Masih Stabil
Harga Minyakita akan mengalami kenaikan setelah ajang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengklaim harga minyak goreng stabil selama tahun ini.
Menurut dia, stabilitas harga ini ditopang program Domestic Market Obligation (DMO) yang mampu menjaga pasokan minyak goreng dalam negeri.
Menjelang Natal dan Tahun Baru atau dalam tiga bulan terakhir, realisasi program ini telah mendekati 100 persen dengan proporsi Minyakita terjaga 35 persen.
Adapun untuk harga rata-rata nasional minyak goreng curah tercatat Rp 14.500 liter, Minyakita Rp 15.100/liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp 20.600/liter.
Baca juga: Siap-siap Harga Minyakita Naik Jadi Rp15.000 per Liter, Kemendag Tak Tega Kasih Sanksi Pedagang
Dalam memastikan kecukupan dan stabilitas harga minyak goreng di dalam negeri pada periode Natal dan Tahun Baru 2023/2024, Zulhas mengatakan pihaknya melakukan satu hal.
Yakni, mendorong produsen minyak goreng memenuhi kewajiban DMO dengan proporsi Minyakita sebesar 40 persen.
"Kata kuncinya adalah kerja sama dan kolaborasi. Dengan bersinergi dengan pemangku kepentingan terkait, Pemerintah jamin harga dan pasokan bapok terkendali, sehingga masyarakat dapat tersenyum," kata Zulkilifi dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (26/12/2023).
Sebagai informasi, harga Minyakita diungkap Zulkifli akan mengalami kenaikan setelah ajang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Pria yang akrab disapa Zulhas itu mengatakan, harga eceran tertinggi (HET) yang sebelumnya Rp 14 ribu per liter akan naik menjadi Rp 15 ribu setelah pemilu 2024.
"Memang mestinya (naik, red) karena packaging-nya sudah mahal, cuma nanti lah abis pemilu," katanya ketika ditemui di kantor Tokopedia, Jakarta Selatan, Selasa (12/12/2023).
Ia menekankan bahwa Minyakita bukan mengalami kenaikan harga, melainkan adanya penyesuaian.
"Abis pemilu, (Minyakita harganya) Rp 15 ribu. Bukan naik, (tapi mengalami) penyesuaian," ujar pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu.
Sebelumnya, Zulhas sempat mengatakan, pemerintah membuka peluang untuk menaikkan HETnya menjadi Rp 15 ribu per liter.
"Mestinya (harga Minyakita) mengikuti perkembangan inflasi, tapi kami belum memutuskan. Masih harus rapat (bersama) Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dulu untuk jadi Rp 15 ribu," kata Zulhas, sapaan akrabnya, ketika diwawancara usai melakukan pengecekan harga pangan di Pasar Senen Blok III, Jakarta Pusat, Kamis (30/11/2023).
Sementara ini, kata dia, Minyakita tetap dijual seharga Rp 14 ribu per liter dengan toleransi sebesar Rp 14.500.
Ditemui di lokasi sama, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim mengatakan, Minyakita memang belum ada rencana untuk dinaikkan.
Namun, dari berbagai indikator yang ada, ia memandang HETnya memang harus dinaikkan. Ia memastikan pemerintah akan mengkaji dulu lebih dalam perihal rencana ini.
Adapun pengkajian yang akan dilakukan di antaranya meliputi dampak dari kenaikan ini.
Isy menegaskan, untuk sementara ini harga Minyakita tidak dinaikkan dulu, masih sesuai HET yang sekarang.
Ia kemudian bilang saat ini di pasar-pasar ada perbedaan harga Minyakita, di mana rata-rata nasionalnya sudah sebesar Rp 15.030.
"(Harga Minyakita) ada yang Rp 14 ribu, bahkan ada yang Rp 15 ribu karena memperoleh dari agen resmi," ujarnya.
Menurut dia, jika Minyakita dijual di atas HET, tidaklah menjadi persoalan. Sebab, Isy mengaku kasian dengan para pedagang jika harus ditindak secara hukum.
"Kalau di pasar ini masih ditoleransi kalau lebih tinggi. Kalau mau kita lakukan penegakkan hukum kan kasian ya," ujarnya.