Kuliah Sembari Bisnis Top Up, Mahasiswa Ini Raup Omset Rp 150 Juta
mahasiswa bernama Nurdin Hakim Usman menangkap peluang bisnis top up dan kini omsetnya mencapai Rp 150 per tahun.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seiring banyaknya warga bermain game online, seorang mahasiswa bernama Nurdin Hakim Usman menangkap peluang bisnis top up dan kini omsetnya mencapai Rp 150 per tahun.
Mahasiswa Universitas Komputer Indonesia (Unikom) Bandung itu menceritakan, mulanya dirinya yang juga pemain game online atau gamer kerap mencari provider atau platform yang menjual money atau item game murah.
Dari situ, ia melihat peluang bisnis untuk berjualan top up game online saat menemukan platform penjualan item game yang murah.
Lantas, ia mulai berjualan top up game online bermodalkan laptop sembari tetap melaksanakan aktivitas kuliahnya.
"Saya kadang tidak pulang dari kampus agar saya dapat menggunakan Wifi dari kampus saya untuk meneruskan transaksi dari klien saya," aku Nurdin.
Sebagai orang yang senang mencari kesempatan berbisnis, Nurdin mengaku juga kerap mencari tambahan penghasilan dengan menjadi freelancer dalam sejumlah event-event besar.
Tak jarang, ia menawarkan top up game dagangannya di event tersebut.
Ia mengaku ekonominya membaik setelah bisnis jualan top up game online.
Bahkan, omset dari bisnisnya sekitar Rp 150 per tahun.
"Saya dalam setahun menghasilkan omset sebesar Rp 150j juta hanya bermodalkan laptop yang juga saya gunakan untuk membuat skripsi," ujar pemuda asal Cianjur, Jawa Barat itu.
"Alhamdulillah beli rumah sama bantu-bantu ngasih ke ortu juga," imbuhnya.
Meski begitu, ia mengakui bisnis ini tidak melulu berjalan lancar alias pernah jatuh. Sebab, ada potensi kerugian dalam menjalankan setiap bisnis jika tidak berhati-hati.
Baca juga: Tersangka Pencabulan 27 Anak Laki-laki di Tapanuli Tengah Ditangkap, Korban Diajak Main Game Online
"Salah satunya saya pernah terkena musibah yaitu tertipu sama vendor pemasok top up game hingga saya harus mengganti rugi sekitar Rp 50juta. Dan juga banyak pembeli top up game yang sudah bilang transfer, tapi ternyata bukti transfernya cuma editan," ujarnya.