Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Bulog Minta Maaf Kepala JPLB Cabang Maluku Aniaya Wartawan Tribun Ambon Saat Liputan, Bakal Dipecat?

Bulog menilai insiden itu disebabkan kesalahpahaman antara wartawan dan Kepala Cabang (Kacab) JPLB Johar.

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Bulog Minta Maaf Kepala JPLB Cabang Maluku Aniaya Wartawan Tribun Ambon Saat Liputan, Bakal Dipecat?
Bambang Ismoyo/Tribunnews.com
Manager Humas dan Kelembagaan Perum Bulog, Tomi Wijaya. Bulog menilai insiden penganiayaan wartawan Tribun Ambon disebabkan kesalahpahaman antara wartawan dan Kepala Cabang (Kacab) JPLB Johar. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang wartawan Tribun Ambon bernama Jenderal mengalami tindakan kekerasan oleh Kepala PT Jasa Prima Logistik Bulog (JPLB) cabang Maluku Johar Isnain, saat melakukan peliputan di tanjakan menuju Gudang Beras Bulog (GBB) Halong, Kawasan Galala Kota Ambon pada Sabtu (13/1/2024) kemarin.

Manajer Humas dan Kelembagaan Perum Bulog Tomi Wijaya membenarkan peristiwa tersebut. Bulog menilai insiden itu disebabkan kesalahpahaman antara wartawan dan Kepala Cabang (Kacab) JPLB Johar.

"Menyikapi hal itu memang benar telah terjadi insiden yang tidak kita inginkan tersebut, yang disebabkan oleh kesalahpahaman saja antara karyawan anak perusahaan (Kacab JPLB) dengan seseorang yang ternyata wartawan," kata Tomi saat dihubungi Tribunnews, Selasa (16/1/2024).

Baca juga: DPR Minta Pejabat Bulog yang Aniaya Wartawan Tribun Ambon Ditindak Tegas Secara Hukum

Tomi mengatakan, peristiwa tersebut telah diselesaikan oleh pihak berwajib dan sudah berdamai.

Meski begitu, Tomi enggan menjelaskan sanksi apa yang akan diterima oleh Kacab JPLB Johar.

Hanya saja, Tomi bilang manajemen PT Jasa Prima Logistik Bulog yang merupakan anak perusahaan Perum Bulog bakal menyikapi Kacab JPLB Johar terkait persoalan tersebut.

BERITA REKOMENDASI

"Kami sampaikan permohonan maaf dan sangat menyayangkan kejadian tersebut," ucap dia.

"Karena ini sudah diselesaikan oleh pihak berwajib maka secara internal tentunya akan disikapi oleh manajemen JPLB (anak perusahaan BULOG) sesuai dengan ketentuannya," sambungnya.

Sebelumnya diberitakan, Jendral seorang wartawan Tribun Ambon, mengalami tindak kekerasan saat melakukan peliputan truk bermuatan beras Bulog tergelincir di tanjakan menuju Gudang Beras Bulog (GBB) Halong.

Jenderal melakukan peliputan di tempat kejadian perkara pada pukul 12.20 WIT. Sesuai dengan tugasnya sebagai seorang wartawan, dia melakukan pengambilan gambar berupa video terkait peristiwa tersebut.

Kemudian, Kepala PT Jasa Prima Logistik Bulog (JPLB ) cabang Maluku, Maluku Utara Johar Isnain justru tak terima ketika Jenderal melakukan pengambilan video.

"Saya yang berada di lokasi kejadian kemudian menjalankan tugas peliputan selaku wartawan. Saat memvideokan peristiwa tersebut, saya langsung di marahi oleh Terlapor, Johar Isnain. Katanya jangan rekam-rekam," kata Jenderal kepada Tribunnews, Selasa (16/1/2024).

Jenderal menjelaskan bahwa dia merupakan wartawan Tribun Ambon seraya menunjukkan tanda pengenal (id card) yang dia kenakan. Sayangnya, Johar bersikeras dan melarang Jenderal untuk menjalankan tugas peliputan tergelincirnya truk muatan beras Bulog itu.

"Saya tanyakan dengan nada pelan, apa alasannya sehingga tidak boleh mengambil dokumentasi kejadian tersebut," ucap Jenderal.

"Saya menanyakan dengan baik-baik alasan kenapa melarang, namun dia tidak menjawab. Dia hanya menegaskan bahwa dia yang bertanggung jawab disini," sambungnya.

Setelah itu kata Jenderal, Johar tidak memberikan jawaban atas pertanyaan yang dia lontarkan. Justru, Johar membentak serta memegang kedua bahu Jenderal dan melakukan tindak kekerasan hingga memukul dahi kanannya

"Tanpa memberikan penjelasan Johar langsung membentak kemudian memegang kedua bahu saya sambil menggoyangkan tubuh saya lalu dia memukul saya dengan kepalan tangan tepat di dahi kanan saya," bener Jenderal.

Jenderal kemudian merekam Johar setelah memukulnya seraya bertanya alasan. Namun, dia kembali mendapat kekerasan oleh oknum-oknum Bulog hingga diminta untuk menghapus hasil rekaman video liputan tersebut.

"Tiba-tiba anak buahnya melarang saya untuk merekam, mereka langsung mengeroyok saya, memukuli saya berulang kali di tangan, kepala, leher dan badan. Mereka juga berusaha merampas handphone dari tangan saya," ucap dia.

"Saya terdorong hingga jatuh disamping mobil yang sementara terparkir di bahu jalan. Saya berusaha kabur dari kerumunan massa, saya berlari ke seberang jalan. Mereka pun masih mengikuti saya dan memaksa saya untuk menghapus rekaman," tegasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas