Pengamat: Investor Tak Terganggu Desas Desus Sri Mulyani Hengkang
Pengamat Pasar Uang Lukman Leong menyebut pelemahan rupiah masih didominasi faktor eksternal.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Pasar Uang Lukman Leong menyebut pelemahan rupiah masih didominasi faktor eksternal.
Menurutnya, desas desus mundurnya sejumlah menteri Presiden Joko Widodo tidak memberikan efek terhadap kepercayaan investor.
Lukman meyakini investor dapat membedakan rumor dan realitas sehingga dampaknya tidak signifikan.
Baca juga: Profil Faisal Basri, Ekonom Senior Sebut Sri Mulyani dan Sejumlah Menteri Dikabarkan Mundur
“Investor akan bijaksana menyikapinya mengingat hal ini hanya sebatas rumor,” ucapnya kepada Tribun, Jumat (19/1/2024).
Analis DCFX Futures Itu melihat isu mundurnya menteri Kabinet Indonesia Maju (KIM) ini dikaitkan erat juga pilpres 2024.
Lukman menyebut investor tentunya memiliki langkah-langkah yang sudah disiapkan menghadapi segala bentuk risiko.
“Investor telah bersiap dalam mengantisapasi segala kemungkinan termasuk perpecahan yang dapat menggangu pemerintah dalam menjalankan kebijakan,” ungkapnya.
Diketahui, Ekonom senior Faisal Basri mengklaim dirinya mendengar kabar Menteri Keuangan Sri Mulyani dan menteri lainnya tengah menunggu waktu yang tepat untuk hengkang dari pemerintahan.
Faisal mengklaim ada menteri yang sudah siap mundur dari pemerintahan Jokowi satu di antaranya Menteri Keuangan Sri Mulyani.
"Katanya nunggu momentum, mudah-mudahan momentum ini segera insyaallah jadi pemicu yang dahsyat, seperti Pak Ginandjar (Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri Ginandjar Kartasasmita) dan 13 menteri lainnya mundur di zaman Pak Harto (Presiden Soeharto)," tuturnya.
Sikap Istana
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko menyampaikan isu akan mundurnya 15 Menteri Kabinet Indonesia Maju (KIM) hanya sebatas rumor.
Ia mengatakan isu tersebut tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Kabar burung itu kata dia, sengaja dihembuskan untuk menggoyang pemerintahan yang sudah berjalan dengan baik.