Atasi Gempuran Tech-Winter Season, Bisnis Jasa Keuangan Buka Pintu Kolaborasi di 2024
Tech winter dimaknai sebagai musim dingin teknologi, menggambarkan kondisi terjadinya penurunan minat dan investasi dalam sektor teknologi.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM - Situasi tech-winter season yang mulai muncul di 2022 dan terjadi di sepanjang 2023 rupanya membuat sejumlah perusahaan rintisan, termasuk di bidang jasa keuangan membuat strategi kolaborasi untuk bisa bertahan.
Tech winter, yang bisa dimaknai sebagai musim dingin teknologi, menggambarkan kondisi terjadinya penurunan minat dan investasi dalam sektor teknologi.
Pada sepanjang tahun lalu, fenomena ini ditandai oleh gulung tikarnya sejumlah perusahaan rintisan (start-up).
Baca juga: Gandeng Bappenas, 35 Startup Program GEN Dorong Ekonomi Hijau di Indonesia
Mengantisipasi hal itu, platform di bidang jasa keuangan kini mengambil langkah dan strategi dengan berkolaborasi dengan pihak lain di bidang berbeda.
Hal itu diakui oleh Harry selaku CEO Fundtastic Group, platform jasa keuangan yang awalnya bergerak dalam bidang financial planner pad 2018 silam di bawah bendera Chandharwealth Mandiri Indonesia.
“Melihat perkembangan market, kami merasa perlu menambah kerjasama dengan brand lain yang memiliki pasar yang dapat masuk ke dalam ekosistem kami . Dengan teknologi dan juga market yang kami miliki, kami yakin kerjasama yang ada dapat memberikan benefit bertambahnya ‘kekuatan’ brand image dan juga teknologi terbarukan dari para partner kami. Selain itu, kami juga sedang merencanakan kerjasama strategis dengan pihak perbankan, sehingga kedepan kami dapat memberikan solusi produk dan jasa keuangan yang lebih menyeluruh kepada para pengguna setia kami,” kata Harry, Rabu (23/1/2024).
Harry menuturkan, pada 2023 silam, gempuran isu ‘tech-winter season’ melanda hampir seluruh dunia.
Meski begitu, sirat dia, langkah bisnis dengan mengusung aplikasi terintegrasi membuat pihaknya bisa bertahan dan bahkan bisa mencetak laba tahun lalu.
“Sedari awal kami dan seluruh stakeholders memiliki semangat yang sama, dimana kita ingin membangun bisnis yang sustainable dan juga berdampak positif bagi masyarakat secara panjang, bukan hanya mengincar short-term growth, dan kami sangat bersyukur value ini mulai terlihat dari positifnya laba yang dibukukan oleh anak usaha kami PT NSI, tepat pada tahun keduanya masuk ke dalam Fundtastic Group,” tutur dia.
Pada platform yang diusung, papar Harry, dapat ditemukan produk dan jasa keuangan mulai dari reksa dana saham, campuran, pendapatan tetap, SBN, emas digital, sampai dengan konsultasi keuangan.
Selain itu, pihaknya juga menyediakan fitur Auto DCA yang mana telah terbukti dapat menjaga resiko dan juga performa investasi pengguna secara berkelanjutan.
"Inilah yang membuat platform ini unggul daripada aplikasi investasi yang ada pada umumnya. Pasalnya fitur ini tercipta karena adanya dorongan agar para pengguna kami, baik dalam aplikasi maupun aplikasi Partner, mengerti konsep menabung rutin yang benar dengan menggunakan metode yang sederhana, sehingga dapat menghasilkan keuntungan lebih maksimal, hopefully hal ini bisa meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap aplikasi kami dan juga partner,” tutur Harry.
Sampai hari ini, kata Harry, pihaknya tercatat telah melakukan kerjasama dengan beberapa bank swasta juga sektor bisnis lain.
Tahun 2024, kata dia, di gadang menjadi ‘tahun baru’ bagi pihaknya dalam perluasan bisnis dan kerjasama lateral dengan partner.
“Kami membuka peluang sebesar - besarnya untuk kolaborasi bisnis, bagi partner kami untuk bisa tumbuh dan berkembang bersama, tentunya dengan tanpa mengabaikan kepentingan utama yaitu customer sentris,” tutup Harry.
Sejauh ini, kata Harry, pihaknya selalu melihat peluang pada lini bisnis yang sekiranya memang sejalan dengan visi misi pihaknya.
"Dengan teknologi yang kami miliki, kolaborasi yang ada diharapkan akan menambah kekuatan dari partner-partner kami," kata dia.