Blade Baterai Milik BYD Dikembangkan dari LFP, Tak Cuma untuk Passenger Car Tapi Juga Bus dan Truk
Blade Battery disebut lebih aman dibandingkan jenis baterai lainnya, sebab tidak mudah terbakar saat bagian baterai tertembus benda.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Bahasan mengenai keunggulan baterai berjenis LFP atau Lithium Iron Phosphate dengan NMC atau Nickel Manganese Cobalt masih cukup hangat diperbincangkan di Indonesia.
Pabrikan mobil terbesar di China, BYD sendiri telah mengembangkan baterai berjenis LFP sejak beberapa tahun lalu.
Dari penelitian dan pengembangan yang dilakukan dari jenis LFP, perusahaan menemukan teknologi yang diberi nama Blade Battery atau Baterai Blade.
Baca juga: Begini Hitungan Life Cycle Baterai Mobil Listrik BYD, Dicas Berkali-kali Belum Tentu Satu Siklus
Blade Battery disebut lebih aman dibandingkan jenis baterai lainnya, sebab tidak mudah terbakar saat bagian baterai tertembus benda.
"BYD sudah research berbagai macam penelitian mengenai baterai, ada LFP bahkan beberapa lainnya. Sejauh ini hasil pengetesan dari BYD yang dirasa aman untuk saat ini masih pakai Blade Battery yang dikembangkan dari LFP," tutur Bobby dalam Media Urban Driving BYD Atto 3 di Bandung, Rabu (31/1/2024).
BYD memutuskan memakai Blade Battery sebab target dari penggunaan baterai jenis ini bukan hanya untuk mobil penumpang.
Mode kendaraan lain juga dikembangkan BYD untuk dapat memakai Blade Battery, seperti bus dan truk.
"Kita targetnya selain passenger car juga punya public transport, yaitu kita punya bus dan truk. Jadi tujuan utamanya itu adalah safety dulu. Berdasarkan riset BYD, dipilih LFP," terangnya.
Bobby menambahkan, model yang saat ini dikenalkan di Indonesia, yakni BYD Dolphin, Atto 3 dan Seal sudah menggunakan teknologi Blade Battery.
"Untuk produk yang ada di Indonesia saat ini bahan dasarnya adalah LFP, tetapi kita menyebutnya Blade Battery, yang merupakan pengembangan dari LFP," imbuhnya.