Stok Melimpah, Harga Bawang Putih Kok Naik, Ini Dugaan Kemendag
Harga bawang putih kini tengah mengalami kenaikan. Sejak awal Januari 2024, harganya terus merangkak naik.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga bawang putih kini tengah mengalami kenaikan. Sejak awal Januari 2024, harganya terus merangkak naik.
Mengutip data panel harga Badan Pangan Nasional, harga rata-rata bawang putih secara nasional sejak 1 Januari 2024 hingga hari ini naik Rp 180, menjadi Rp 38.860 per kg.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Budi Santoso menduga ada faktor distribusi yang menyebabkan harga bawang putih tinggi.
Baca juga: Harga Bawang Merah Terus Meningkat Tipis, di Jawa Barat Jadi Rp 38.400 per Kg
Meski demikian, ia memastikan pasokan sebenaranya tetap terjaga. Dia bilang, tidak ada masalah dari stok bawang putih di dalam negeri.
"Pasokan ada. Nah, itu harus dilihat lagi kenapa penyebabnya (harga bawang putih naik), tapi pasokan ada tercukupi. Mungkin distribusinya atau apanya," kata Budi ketika ditemui di kantor Kemendag, Jakarta Pusat, Minggu (4/2/2024).
Dia menjelaskan, tidak ada kekurangan stok bawang putih. Budi menyebut bahwa stok bawang putih akhir 2023 kemarin sebanyak 96 ribu ton.
Kemudian, ia turut mengungkapkan Surat Persetujuan Impor (SPI) yang akan dikeluarkan Kemendag tahun ini sebanyak 645.025 ton.
Untuk bulan ini, Budi mengungkap Kemendag akan menerbitkan SPI sebanyak 214 ribu ton. Menurutnya, SPI sebanyak itu bisa cukup hingga 4 bulan.
Adapun impor ini dilakukan agar stok di dalam negeri tetap terjaga. China merupakan negara asal impor bawang putih RI.
"Ini impor untuk menjaga kan mau imlek segala macam. Apalagi kalau imlek di sana kan bisa libur 2 minggu ya di China. Jadi jangan sampai kita gak ada barang. Jadi ini jangka panjangnya 4 bulan lah," ujar Budi.
Baca juga: Cabai Keriting hingga Rawit Merah Banting Harga, Simak Update Bahan Pangan Lainnya per 17 Januari
Indonesia sendiri memang masih memiliki ketergantungan akan impor bawang putih. Sebanyak 90 hingga 95 persen komoditas satu ini didatangkan dari luar negeri.
Apabila importasi mengalami permasalahan, stok bawang putih di Indonesia menipis yang membuat harganya menjadi tinggi.
"Bawang putih bukan komoditas yang kita produksi, 90 persen atau mungkin 95 persen bawang putih didatangkan dari luar, artinya kita masih impor. Ketergantungan impor kita terhadap bawang putih ini sangat tinggi, sehingga ketika kita tidak memproduksi dan ketika supply masih kurang maka kemungkinan ada kendalanya atau hambatan dalam dari luar," ujar Analis Ketahanan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Retno Utami, Kamis (25/5/2023), dikutip dari Kompas.com.